Minggu, 19 Juni 2011

Istigfar...dunk ah

astaghfirullohaladzim..
mungkin, kalimat itulah yang sering kita ucapkan ketika kita sedang berada dalam keadaan yang sempit..
kenapa sih harus ngucapin kalimat itu?? hmm.. menurut refrensi yang pernah saya baca, perintah untuk ber-istighfar ada dalam al-hadist:
Rasulullah bersabda, ”Iblis berkata kepada Tuhannya, ’Dengan keagungan dan kebenaran-Mu aku tak akan berhenti menyesatkan Bani Adam selama mereka masih bernyawa. ‘Lalu dijawab oleh Allah,’ Dengan keagungan dan kebenaran-Ku, (maka) Aku (Allah) tak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka (tetap) beristighfar.’” (HR. Ahmad)
bisa dikatakan kalo istighfar itu merupakan permohonan ampunan dari manusia selaku hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada ALLAH,dan ditujukan hanya kepada ALLAH. Betul, tidaaak?? [dibaca pake logat khas AA'Gym yaaa..hehee]

trus ada juga nih fungsi dan manfaat istighfar dalam kehidupan:
*Memperoleh kenikmatan hidup secara terus-menerus
*Dibebaskan dari perasaan tertekan atau kedukaan
*Membukakan jalan keluar atas kesulitan
*Memudahkan datangnya rezeki
*Mendatangkan keselamatan
*Menimbulkan ketentraman hati
*Mendatangkan ampunan dosa
*Menumbuhkan sifat-sifat keutamaan pada seseorang
*Dicintai Allah
*Mendapat rahmat dari Allah
*Mendapat hidayah Allah
*Mendapat pahala
*Mencegah berbuat dosa
*Keburukan/dosa-dosa masa lalu diganti Allah dengan kebaikan
*Diberi kemakmuran dan kekuatan
*Meredam murka Allah

Nah nah nah..
jadi, kalo lagi dalam keadaan sedih, sempit, galau, gundah, tertekan.. [lebaiy!!hahaa..] sangat dianjurkan untuk kita mengucap istighfar,, jangan kalimat laen yang aneh2 dan gak jelas manfaatnya ya.. 
dan yang gak kalah pentingnya adalah UCAPKAN DENGAN SEPENUH HATI.
[ALLAH Maha mengetahui isi hati, kan ya??  ]

Sabtu, 18 Juni 2011

Apakah Kebahagiaan Itu?

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
====================

Apakah kebahagiaan itu?
Apakah kebahagiaan ada pada harta? Atau pada pangkat dan jabatan? Ataukah pada nasab dan keturunan? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tapi marilah kita sejenak melihat kebahagiaan yang dialami oleh seorang wanita berikut ini:

Ada suami sedang bertengkar dengan isterinya. Lalu si suami mengatakan, “Aku akan membuatmu menderita!” “Kamu tidak akan bisa melakukan itu.” Jawab isterinya dengan tenang. “Kenapa tidak?,” Tanya si suami keheranan.

Si isteri menjawab, “seandainya kebahagiaan itu ada pada harta, pasti engkau menghalangiku untuk mendapatkannya. Seandainya kebahagiaan itu ada pada perhiasan, engkau pasti tidak akan memberikan perhiasan kepadaku. Tetapi kebahagiaan itu ada pada sesuatu yang tidak engkau kuasai dan tidak juga dikuasai oleh siapapun juga."

"Sungguh, aku menemukan kebahagiaan pada imanku. Sementara imanku ada di dalam hati, dan hatiku tidak bisa dikuasai siapapun, kecuali oleh Tuhanku.”

Inilah kebahagiaan sejati, kebahagiaan iman. Tidak ada yang bisa merasakan kebahagiaan ini, kecuali orang yang hati, jiwa dan pikirannya melabuhkan segenap cintanya kepada Allah. Yang memiliki kebahagiaan sejati hanyalah Allah Yang Maha Esa. Carilah kebahagiaan itu dari-Nya dengan cara menunjukkan ketaatan kepada-Nya.

Jalan satu-satunya mendapatkan kebahagiaan adalah mengenal lebih dalam terhadap agama yang benar, yang sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW. Siapa yang mengetahui jalan ini, maka tidak masalah baginya apakah tinggal di dalam gubuk, berbantal trotoar, atau makan hanya secuil roti. Semua itu tak akan menghalanginya menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Adapun orang yang tersesat dari jalan tersebut, maka umurnya dalah deretan kesedihan, hartanya menjadi beban, amalannya merugikan, dan akhir perjalanannya memalukan.

"Kebahagiaan ada di dalam hati anda. Maka sungguh-sungguhlah mencarinya di dalam diri anda”

Wallahu A'lam Bishowab


Sumber: Rahasia Wanita Palling Bahagia Di Dunia (DR. A’idh Al-Qarni)

Minggu, 12 Juni 2011

Belajar Kecerdasan Emosi

Apa itu kecerdasan emosi? Menurut Wikipedia, Kecerdasan Emosi atau Emotional Intelligence (EI) menggambarkan kemampuan, kapasitas, keterampilan atau, dalam kasus EI sifat model, kemampuan diri, untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, dan kelompok.
Mengapa begitu penting? Emosi berkaitan dengan keputusan dan tindakan. Jika emosi tidak dikelola dengan baik, masihkah berharap bahwa keputusan dan tindakan kita juga baik?
Dari berbagai literatur, saya menemukan ada 5 dasar kecerdasan emosional. Kelima dasar itu adalah
kecerdasan emosi
  1. Mengetahui perasaan Anda dan menggunakannya untuk membuat keputusan dalam hidup Anda.
  2. Mampu mengatur kehidupan emosional Anda tanpa dibajak oleh emosi-emosi negatif seperti depresi, marah, kebingungan, dan sebagainya.
  3. Bertahan dalam menghadapi kemunduran dan menyalurkan dorongan Anda untuk mengejar tujuan-tujuan Anda.
  4. Empati – membaca emosi orang lain tanpa mereka memberi tahu Anda apa yang mereka rasakan.
  5. Penanganan perasaan. Termasuk kemampuan membaca dan mengartikulasikan emosi yang tersirat
Lalu siapa teladan kita dalam hal kecerdasan emosi? Tentu saja, tiada lain dan tiada bukan, teladan kita adalah Rasulullah saw. Banyak literatur yang membahasnya, tetapi Al Quran dan Hadits-lah sumber rujukan utama kita.
Jika kita meneladani bagaimana cara Rasulullah saw berinteraksi dengan orang-orang sekitar beliau, dengan keluarga, bahkan dengan orang-orang yang menentang beliau, kita bisa petik bagaimana kecerdasan emosi beliau yang mengagumkan. Itulah praktek utama kecerdasan emosi.
artikel : motivasi islam

Tak Cukup Mengetahui Sebab

Mengapa Tidak Cukup Mengetahui Sebab?

mengetahui sebab
Mengetahui sebab-sebab yang membuat orang menjadi sukses tidak akan menjadikan Anda sukses. Sebab-sebab sukses bukan untuk diketahui, tetapi untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Tindakanlah yang menjadikan sebab-sebab tersebut menjadi akibat.
Sebelum Anda bertindak, Anda memerlukan sebuah rencana tindakan yang merupakan jembatan Anda menuju kesuksesan. Rencanalah yang menghubungkan antara sebab dengan akibat yang ingin Anda capai. Rencana merupakan jalan yang harus Anda lalui untuk menuju keberhasilan.
Bagaimana membuat rencana?
  • Mau kemana?
    Langkah pertama dalam membuat rencana ialah kita harus tahu dengan jelas mau ke mana. Seperti membangun jembatan, kita harus tahu mau menghubungkan dari mana ke mana. Rencana menghubungkan keadaan kita saat ini ke tujuan yang kita cita-citakan. Jadi sebelum membuat rencana Anda harus sudah mengeset tujuan yang jelas.
  • Perencanaan Strategis
    Strategi adalah program menyeluruh, untuk menuju keberhasilan visi dan tujuan jangka panjang. Dengan kata lain strategi adalah kerangka dalam bertindak guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Perencanaan Taktis
    Yaitu kegiatan-kegiatan untuk mencapai perencanaan strategis. Ada juga yang mengatakan bahwa strategi merupakan kumpulan dari taktik-taktik. Taktik berkaitan langsung dengan kegiatan sehari-hari termasuk kegiatan yang dilakukan sepontan. Taktik dibuat berdasarkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya.
  • Peruntunan Aktivitas
    Urutkan berbagai aktivitas yang akan dilakukan. Anda bisa mengurutkan berdasarkan prioritas. Peruntunan sangat penting bagi penggunaan waktu, energi, dan sumber daya sebaik mungkin.
  • Managemen Waktu
    Setelah ada urutan aktifitas, Anda perlu mengelola waktu agar bisa menggunakan waktu seefektif mungkin. Pada saat awal mungkin sulit terutama dalam memperkirakan durasi setiap kegiatan. Tetapi sejalan dengan waktu, makin lama Anda akan makin pandai mengatur dan mengelola waktu. Jika pada saat ini Anda merasa tidak bisa, coba saja, lambat laun Anda akan bisa.
Setelah memiliki rencana, selanjutnya ialah bertindak. Meskipun rencana bukanlah hal yang sudah mati, tetapi Anda perlu disiplin mengikuti rencana. Jika ada hal baru, masukan kepada rencana. Rencana yang baik tidak perlu rumit dan canggih. Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.

Jika Sudah Sukses, Lalu Apa?

Saat ini mungkin kita sedang mengejar sesuatu yang disebut dengan sukses. Kita mengeluarkan segala upaya, pikiran, tenaga, modal, penderitaan, dan sebagainya demi sebuah kata sukses. OK, silahkan lanjutkan! Tetapi pernahkan Anda bertanya, jika sudah sukses, lalu apa? Apakah kita tinggal menikmati sukses kita sambil berpangku tangan?
jika sudah suksesJika kita sudah sukses, raihlah sukses yang lebih tinggi lagi atau raihlah keberhasilan yang lainnya. Jangan pernah merasa lebih puas, bisa saja kita sudah merasa sukses padahal kita belum ada apa-apanya dibanding orang lain. Bisa saja kita sudah merasa sukses padahal masih banyak umat yang masih perlu kita bantu dan ternyata keberhasilan kita masih belum cukup untuk membantu mereka. Jadi kejarlah sukses Anda berikutnya.
sukses yang pernah kita raih, dapat menjadi landasan untuk sukses berikutnya. Anggaplah saat ini Anda sukses membangun bisnis yang selama ini Anda impi-impikan. Maka Anda sudah memiliki landasan untuk membangun bisnis yang lebih besar, Anda sudah punya aliran dana dan pengalaman membangun bisnis yang berhasil. Anda memiliki peluang lebih besar dibanding teman Anda yang belum memiliki keberhasilan.
sukses yang sudah Anda raih saat ini, akan membuat Anda lebih percaya diri untuk meraih keberhasilan lainnya. Manfaatkanlah rasa percaya diri ini. Percaya diri adalah modal yang sangat berarti dalam meraih sukses-sukses lainnya. sukses Anda saat ini seperti sebuah lantai, tetapi masih ada lantai-lantai lain di atas lantai dimana Anda berada. Jika Anda sudah ada dilantai 2, maka akan lebih mudah mencapai lantai 3 dibanding orang lain yang masih di lantai 1. Jadi manfaatkanlah sukses Anda saat ini untuk meraih sukses yang lebih tinggi lagi.
Mungkin sukses Anda saat ini baru milik Anda dengan keluarga. Mengapa tidak membagikan keberhasilan Anda dengan orang lain. Anda dapat memberikan ikan atau pancing kepada orang lain untuk mendapatkan ikan. Keduanya baik, tetapi jangan hanya salah satu. Memberikan ikan kepada orang lain dikhawatirkan membuat mereka akan terus tergantung kepada kita, buatlah orang yang ada beri menjadi ikut mandiri dan sukses seperti Anda dengan memberikan pancing, sehingga dia mampu memancing ikan sendiri. Memberikan pancing, dikhawatirkan, dia perlu makan saat ini juga. Jadi berikanlah keduanya, ikan untuk saat ini dan pancing agar dia bisa mendapatkan ikan sendiri.
Dan yang terpenting ialah kita harus mensyukuri keberhasilan kita. Syukur akan membuat rezeki kita berkah yaitu suci dan akan bertambah terus. Meski kita yang seolah-olah kerja keras, tetapi pada hakikatnya keberhasilan kita atas ijin dan kehendak Allah SWT. Jadi, jangan pernah, jangan pernah, jangan pernah, lupa untuk mensyukuri keberhasilan kita. walau sekecil apa pun.

Motivasi Diri Sendiri.,.,.,.,.,

Mengapa kita harus memiliki motivasi diri sendiri? Itu jelas penting, sebab tidak ada yang bisa mengubah diri Anda kecuali Anda sendiri. Motivasi diri sendiri sangat diperlukan jika Anda ingin berubah. Jika Anda ingin berubah dan mencapai apa yang Anda inginkan, maka Anda harus bertindak. Anda hanya bertindak jika motivasi diri sendiri Anda yang cukup.
motivasi diri sendiri

Andalkan Motivasi Diri Sendiri

Tidak, sejago apa pun seorang motivator (termasuk saya) tidak akan sanggup untuk memotivasi Anda. Yang menyebabkan Anda bergerak adalah motivasi diri sendiri, bukan motivasi dari motivator maupun orang lain. Jadi, jangan pernah mengandalkan motivasi dari orang lain, karena tidak selalu ada. Yang selalu ada adalah motivasi diri sendiri.

Temukan Motivasi Diri Sendiri Anda

Lalu, perlukah motivasi dari orang lain dan para motivator? Tentu saja masih perlu. Saya tidak pernah memotivasi orang lain. Tidak, karena menurut saya, tugas seorang motivator yang benar adalah membantu Anda menemukan motivasi diri sendiri. Setelah Anda menemukan, maka Anda akan mampu bergerak sendiri.
Tugas seorang motivator lebihh kepada pemicu, memberitahu cara yang benar, dan membantu Anda menyadari motivasi yang sudah ada. Setiap orang, pasti memiliki motivasi diri sendiri, hanya saja tidak menyadarinya atau tidak kuat muncul ke permukaan. Disanalah peran seorang motivator, membantu Anda menyadarinya atau memperkuat motivasi itu.

Dua Jenis Motivasi

Ada dua sumber yang menyebabkan Anda bergerak. Yang pertama untuk menghindari rasa sakit, baik sakit fisik maupun sakit secara mental. Salah satu bentuk meotivasi ini adalah ketakutan. Seseorang bisa bertindak luar biasa demi menghindar dari sesuatu yang ditakutinya. Motivasi yang kedua adalah mendapatkan kenikmatan atau kesenangan. Juga bisa ditinjau dari segi fisik maupun mental.
Bekerja bisa masuk ke kedua kategori. Jika Anda mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan, membayar tagihan, dan sebagainya, maka motivasi mencari nafkah bisa masuk ke dalam kategori yang pertama, yaitu menghindari rasa sakit. Bisa menghindari rasa lapar diri sendiri dan yang paling menyakitkan saat orang-orang yang kita cintai menderita.
Atau bisa juga bekerja adalah untuk mencari kesenangan. Saat kebutuhan pokok sudah terpenuhi, maka banyak orang yang bekerja untuk kesenangan. Memiliki rumah mewah, memiliki mobil mewah, gadget yang canggih, rekreasi, dan sebagainya. Ini adalah jenis motivasi yang kedua.

Dua Penghambat Motivasi

Jika melihat jenis motivasi diatas, maka bisa dipastikan semua orang memiliki motivasi diri sendiri. Hanya saja, kenapa masih banyak orang yang malas, bisa disebabkan karena motivasi mereka terhambat. Jika penghambat ini dihilangkan, maka dia akan bertindak lagi, tidak malas lagi.

Emosi

Emosi yang negatif adalah penghambat motivasi. Emosi negatif seolah sumbat dalam sebuah aliran air dalam pipa. Air tidak akan mengalir jika penyumbat itu tidak dihilangkan, atau setidaknya aliran air akan menjadi lebih kecil jika ada penyumbat. Untuk itulah, Anda harus tetap berusaha menjaga emosi Anda tetap positif seperti gembira, semangat, dan antusias. Disisi lain, emosi negatif seperti sedih, marah, jengkel, kecewa, dan takut akan menghambat Anda untuk bergerak.
Motivasi diri sendiri itu mungkin Anda miliki, tetapi bisa saja terhambat oleh emosi negatif. Bersihkan emosi negatif, maka semangat akan kembali lagi. Cara yang paling ampuh adalah dengan mengubah fokus dan fisiologi. Fokuskan perhatian Anda pada hal yang positif dan perbaiki posisi tubuh Anda.
Instant Motivation Weapon adalah koleksi video yang akan membantu Anda melepas diri dari hambatan emosi negatif. Silahkan miliki jika belum punya.

Pikiran

Selain emosi, pikiran juga menjadi penghambat. Orang-orang yang memiliki pikiran negatif tidak akan bergerak. Bagaimana pun Anda memiliki motivasi diri sendiri yang besar, tetapi jika Anda pesimis, Anda tidak akan bergerak. Kalau pun bergerak, tidak akan memiliki energi yang cukup mencapai hasil yang optimal.
Untuk itu, agar Anda tetap bergerak, Anda harus memiliki pikiran positif. Itulah kenapa, dalam website Motivasi Islami bergitu sering membahas berpikir positif karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari motivasi. Berpikir positif adalah bagian dari motivasi yang sangat penting.
Saya juga sudah membuat ebook yang membahas berpikir positif, yaitu Beautiful Mind Power, silahkan miliki jika belum memilikinya. Bagi Anda yang sudah punya, silahkan untuk membaca dan mengaplikasikannya.

Kesimpulan

Pikirkan apa-apa yang Anda inginkan. Apa yang ingin Anda miliki, apa yang ingin Anda lakukan, apa yang ingin Anda capai, tempat mana yang ingin Anda kunjungi. Peliharalah kembali keinginan-keinginan tersebut, meski pun Anda merasa pesimis untuk mencapainya. Tidak apa-apa, ingatlah kembali. Kemudian pikirkan juga apa yang Anda tidak sukai, yang Anda takutkan, atau yang ingin dihindari. Meski terihat mustahil, tidak apa-apa, ingatlah kembali.
Maka langkah berikutnya adalah bersihkan emosi negatif Anda dan gantilah dengan emosi yang positif. Binalah pikiran positif untuk menggantikan pikiran negatif Anda. Hasilnya bisa Anda lihat dari perubahan Anda memandang apa yang menjadi motivasi diri sendiri. Anda akan melihat apa yang sebelumnya Anda anggap tidak mungkin, menjadi mungkin.
Mudah-mudahan Anda memiliki motivasi diri sendiri yang dahsyat yang akan mengantar Anda kepada kehidupan yang lebih baik.

artikel : motivasi islam 

Kekuatan Untuk Menjalani Hidup


Setiap perjalanan akan selalu memerlukan kekuatan. Sebuah mobil tidak akan berjalan jika tidak memiliki kekuatan untuk membawa beban dirinya. Begitu juga dengan manusia, agar bisa menjalani hidupnya memerlukan sebuah kekuatan.
Seberapa besarkah kekuatan yang dibutuhkan oleh manusia agar sanggup menjalani hidupnya dengan baik? Kita tidak pernah tahu, namun yang jelas adalah potensi yang sudah kita miliki plus pertolongan dan bantuan Allah, kita dijamin akan sanggup menjalani hidup dengan beban sebesar apa pun.
Allah sudah menjamin hal ini, meski kekuatan manusia memang terbatas, tetapi semua beban yang kita hadapi masih berada dibawah kemampuan manusia itu.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah: 286)

Saat Kekuatan Dirasa Kurang

Mungkin Anda pernah merasakan bahwa kekuatan yang kita miliki itu kurang. Serasa beban terlalu berat seolah kekuatan kita tidak cukup untuk menjalaninya. Jika kita yakin dengan firman Allah diatas, jelas kekurangan yang kita rasakan hanyalah prasangka saja.
Saat Anda merasa lemah, maka ingatlah ayat diatas. Yakinlah, bangunlah keyakinan pada diri Anda bahwa potensi yang Allah berikan kepada Anda sesungguhnya cukup untuk menghadapi beban yang kita pikul. Plus, kita masih bisa meminta bantuan dan pertolongan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Keyakinan Akan Kekuatan Yang Semu

Mungkin, banyak orang yang mengatakan bahwa dia tahu dan beriman dengan ayat diatas. Dia mengatakan bahwa dia pasti sanggup menghadapi semua beban sebesar apa pun. Dia mengatakan bahwa potensi manusia itu adalah dahsyat. Dia mengatakan bahwa dia yakin dengan pertolongan Allah.
Namun betulkah? Ini yang patut kita renungkan. Betulkah kita sudah yakin atau hanya dalam mulut semata?
Mari kita periksa, apakah diri kita sudah mencerminkan pribadi yang memiliki keyakinan yang mantap akan kekuatan yang dimilikinya?
  1. Masihkah kita mengeluh atas kesulitan dan beratnya hidup? Jika Anda memang yakin dengan kekuatan yang Anda miliki, kenapa harus mengeluh? Sebuah keluhan adalah pengakuan akan beratnya beban yang dihadapi. Keluhan adalah sebuah pengakuan bahwa kita merasa lemah tidak berdaya. Jika kita merasa kuat, kenapa harus mengeluh? Jalani saja, terjang semua halangan dan rintangan. Semua itu akan diwujudkan dengan tindakan, bukan dengan kata-kata keluhan.
  2. Tidak memiliki cita-cita yang tinggi. Orang yang merasa lemah, dia tidak akan berani memiliki cita-cita yang tinggi. Hidupnya hanya untuk sekedar bisa berjalan saja, sebab apa yang ada dalam pikiran bawah sadarnya hanya sekedar bertahan. Bertahan saja susah, kenapa harus memikirkan yang besar? Sudahlah tidak usah muluk-muluk, bisa makan saja sudah cukup. Dan sebagainya. Semua itu adalah gambaran bahwa Anda merasa lemah.
  3. Melepaskan diri dari beban yang berat, seperti tugas dakwah dan jihad. Dia akan membayangkan bagaimana beratnya tugas dakwah dan jihad. Maka dia melepaskan diri dengan berbagai dalih bahwa dia tidak sanggup, dia sibuk, dan sebagainya. Kalau pun dia berdakwah, dia hanya memilih yang ringan saja, yang tidak keluar dari zona nyaman dia. Ini adalah bagian saya, katanya. Saya hanya bisa melakukan hal ini. Sementara, dia menganggap tugas-tugas berat itu adalah tugas orang lain, bukan tugas dia. Saat dia yakin bahwa dakwah dan jihad adalah sebuah kewajiban, kanapa harus memilih yang ringan-ringan saja? Dia akan mengatakan, yang sesuai dengan kesanggupannya. Terbukti bahwa dia mengakui dirinya lemah. Kesanggupannya hanya sampai disana.
  4. Tergantung atau menggantungkan diri pada kondisi. Dia takut akan perubahan yang mungkin terjadi. Bagaimana jika perubahan akan merusak bisnisnya? Bagaimana jika perubahan akan mengancam karirnya? Itu mungkin saja, perubahan akan selalu terjadi. Bisa jadi, bisnis Anda akan bangkrut akibat perubahan. Bisa jadi karir Anda tamat karena perubahan teknologi. Benar? Tidak. Bukan, bukan perubahan yang mengakibatkan bisnis hancur dan karir yang terancam, tetapi karena diri Andalah yang tidak menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Saat Anda takut, artinya Anda mengakui kelemahan diri.
  5. Tergantung pada pekerjaan saat ini. Termasuk, saat Anda merasa takut kehilangan pekerjaan saat ini. Kalau saya berhenti, bagaimana dengan makan anak istri saya? Padahal, siapa yang bisa menjamin Anda akan terus memiliki pekerjaan? Jika Anda seseorang yang yakin dengan kekuatan yang dimilikinya, maka dia yakin akan sanggup mengatasi masalah ekonomi seandainya dia kehilangan pekerjaan. Takut akan kehilangan pekerjaan, adalah sebuah pengakuan bahwa diri lemah dan kurang meyakini potensi diri dan pertolongan Allah.
Anda bisa mendebat, Anda bisa berdalih atas apa yang ditulis diatas. Namun semua itu tidak akan ada gunanya, hanya mempertegas diri bahwa Anda kurang yakin akan kekuatan diri dan kekuatan pertolongan Allah.  Akan lebih bermanfaat, jika Anda meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatasi semua beban hidup dengan pertolongan Allah.

http://www.motivasi-islami.com/

makalah agama


TUGAS MAKALAH KONSELING AGAMA









Mata Kuliah Konseling Agama
Dosen Pengampu : Aris Rofiq




Disusun Oleh:
      May Fiana Yunus Wasugai        1109501166    







PROGDI BIMBINGAN dan KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2011





BAB I
 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini,– seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor.tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan dan konseling.
B. Landasan Bimbingan dan Konseling
Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi.

BAB II
PEMBAHASAN
Landasan & Bimbingan Konseling Agama
Penderita gangguan jiwa sering tidak menyadari apa yang sebenarnya sedang melanda dirinya. Ia gelisah, cemas, tak bersemangat, terkadang takut, ragu-ragu, tak percaya diri, tetapi ia sendiri tidak tahu persis apa sebenarnya yang menyebabkan keadaan-keadaan tersebut.

Di kalangan masyarakat, ada yang menyarankan agar penderita itu dibawa kepada dukun, karena gejala itu ada hubungannya dengan gangguan makhluk halus. Di sisi yang lain, ada yang menganjurkan agar penderita dibawa kepada kepada dokter jiwa karena ia dianggap sakit jiwa. Fenomena itu menunjukkan bahwa masyarakat belum memahami fungsi bimbingan dan konseling.
Meskipun di sekolah sudah ada guru BP yang menangani masalah kesulitan belajar bagi siswa-siswa bermasalah, tetapi pada umumnya masyarakat belum bisa membedakan tugas dan fungsi guru BP dengan guru lainya. Layanan Bimbingan dan Konseling kejiwaan pada umumnya baru tumbuh pada masyarakat perkotaan, terutama-kota-kota besar, karena hiruk pikuk kehidupan manusia di kota besar dengan segala permasalahannya sangat memungkinkan timbulnya gang­guan jiwa bagi orang yang tidak siap mental atau yang terlalu berat beban mentalnya dalam mengatasi problema kehidupan yang dialaminya.
Meskipun belum ada data penelitian lapangan, nampaknya pengguna jasa layanan Bimbingan dan Konseling kejiwaan masih terbatas pada kalangan menengah ke atas, dan pada kelompok yang relatip tidak dekat dengan agama. Di kalangan masyarakat santri, jika ada seseorang yang merasa bermasalah biasanya lebih suka sowan kepada kyai untuk minta doa dan berkahnya agar sembuh dari gangguan jiwa itu. Apa yang dilakukan oleh para kyai terhadap tamu yang mohon di doakan dan diberkahi itu sebenarnya memang merupakan jenis layanan konseling, meski paradigmanya berbeda.
Masyarakat dakwah di Indonesia pada umumnya masih berkutat di seputar tabligh, yakni sekedar menyampaikan seruan atau informasi tentang Islam. Usaha mensosiali­sasikan Islam dengan persuasip masih merupakan teori yang dipelajari di bangku kuliah atau di diskusikan dalam seminar-seminar, belum menjadi perencanaan apalagi program aksi yang terkordinasi.
Orientasi dakwah di Indonesia pada umunya masih monoton, normatip dan idealistik. Para da’i pada umumnya belum tertarik dengan penelitian dakwah sehingga apa yang menjadi kebutuhan masyarakat mad’u tidak diketahui secara empirik, dan para da’i dalam dakwahnya hanya memberikan apa yang mereka punyai, bukan memberikan apa yang dibutuhkan. Kelompok masyarakat bermasalah termasuk yang belum diteliti oleh para da’i sehingga merekapun tidak tahu persis apa yang dibutuhkan.
Dalam kondisi masyarakat dakwah yang sedemikian itu maka logis jika bentuk Bimbingan dan Konseling Agama belum menarik perhatian para da’i. meskipun masyarakat sebenarnya sudah membutuhkan. Dewasa ini, bentuk pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Agama mestinya sudah menjadi agenda dakwah, yakni dakwah yang bersifat khusus. Kenyataannya hanya sedikit da’i yang memusatkan perhatian dakwahnya kepada kelompok orang bermasalah , dan itupun masih bersifat improfisasi.

TUJUAN DAN FUNGSI KONSELING AGAMA

1.         Tujuan umum konseling agama
Tujuan umum dari konseling agama adalah membantu klien agar ia memiliki pengetahuan tentang posisi dirinya melakukan sesuatu perbuatan yang  dipandang baik, benar dan bermanfaat untuk kehidupannya di dunia dan untuk  kepentingan akhirat.

2.         Tujuan khusus konseling agama
§  Untuk membantu klien agar tidak menghadapi masalah.
§  Jika orang terlanjur bermasalah,maka konseling di lakukan dengan tujuan  membantu klien agar dapat mengatasi masalah yang di hadapi
§  Kepada klien yang sudah berhasil disembuhkan,maka konseling agama bertujuan agar klien dapat mengembangkan potensi dirinya supaya tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan bagi orang lain.

3.         Fungsi khusus konseling agama
dilihat dari beragamnya keadaan klien yang membutuhkan bantuan konseling agama, maka fungsi kegiatan ini bagi menjadi empat tingkat:
§   Konseling sebagai langkah pencegahan
§   Konseling sebagai langkah  kuratif atau korelatif
§   Konseling sebagai langkah pemeliharaan
§   Fungsi pengembangan








Pendidikan agama harus diimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya  berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama.
Menurut pendapat para ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya sejak lahir. Bahkan mulai dari dalam kandungan ibunya sudah ada pengaruh terhadap kelakuan si anak dan terhadap kesehatan mentalnya pada umumnya. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, maka semua pengalaman itu akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian. Dengan demikian, pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

A.       Ajaran Islam Yang Berkaitan Dengan Bimbingan Konseling

Berbicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dapat dipahami bahwa ada jiwa yang  menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya dan menunjukan agar manusia  selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi.
Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,.

Selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan konseling, khusus konseling sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan kebutuhan potensial para siswa  pada beberapa jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe konseling berikut ini :
1.         Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan penyalahgunaan zat adiktif.
2.         Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan  dan kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social.
3.         Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat dihadapi  dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan sebagainya.
4.         Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karir dan perkembangan akademik.
Dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.
Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat disitimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan


B.     Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling

Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor.
Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan klien kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaannya pembimbing dan konselor perlu memiliki tiga langkah untuk menuju pada kesuksesan bimbingan dan konseling. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu “Dua Kalimat Syahadat”, kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus symbol kehidupan yaitu “Shalat lima waktu”, dan ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan “puasa”. Prinsip dan langkag tersebut penting bagi pembimbing dan konselor muslim, karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Dengan mengamalkan hal tersebut akan memberi keyakinan dan kepercayaan bagi counselee yang melakukan bimbingan dan konseling bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri dari Allah SWT. Para pembimbing dan konselor perlu mengetahui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologie), manusia disebut “homo divians” yaitu mahluk yang berke-Tuhan-an, bebarti manusia dalam sepanjang sejarahnya senantiasa memiliki kepercayaan terhadap Tuhan atau hal-hal gaib yang menggetarkan hatinya atau hal-hal gaib yang mempunyai daya tarik kepadanya (mysterium trimendum atau mysterium fascinans). Hal demikian oleh agama-agama besar di dunia dipertegas bahwa manusia adalah mahluk yang disebut mahluk beragama (homo religious. Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) ke arah agamanya, dalam hal ini Agama Islam.
Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi. Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi dimana filosofinya didasarkan atas ayat-ayat Alquran dan Sunnah Rosul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang di ridai Allah SWT.

Fungsi Kegiatan Konseling Agama

Dilihat dari beragamnya keadaan klien yang membutuhkan bantuan konseling agama, maka fungsi kegiatan ini bagi klien dapat dibagi menjadi empat tingkat.
a.        Konseling sebagai langkah pencegahan (preventif).
Konseling pada tingkat ini ditujukan kepada orang-orang yang diduga memiliki peluang untuk menderita gangguan kejiwaan (kelompok berisiko), misalnya orang-orang yang terlalu berat penghidupannya, orang-orang yang bekerja amat sibuk seperti mesin, orang-orang yang tersingkir atau teraniaya oleh sistem sosial, atau orang yang kapasitas jiwanya tidak sang¬gup menghadapi kehidupan modern, atau orang yang menghadapi keruwetan hidup. Kegiatan konseling yang bersifat preventif ini harus dilakukan secara aktif, terprogram dan bersistem. Konselor  bukannya menunggu klien, tetapi merekalah yang harus men¬datangi kelompok beresiko ini, seperti hisbah yang dilakukan oleh para muhtasib pada zaman Umar bin al Khattab. Program kegiatan semacam pengajian, kun¬jungan sosial, olah raga, kerja bakti sosial dapat juga berfungsi sebagai bentuk pencegahan.
b.       Konseling sebagai langkah kuratif atau korektif.
Konseling dalam fungsi ini sifatnya  memberi bantuan kepada individu klien memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam hal ini informasi perlu dise¬bar¬kan kepada masyarakat luas bahwa konselor A atau bahwa lembaga Klinik Konsultasi Agama tertentu dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mem¬butuhkan untuk konseling agama. Diinformasikan bahwa konseling agama dapat membantu memecah¬kan masalah kejiwaan yang dihadapi orang. Informasi  ini dapat disebar luaskan melalui media komunikasi, atau melalui masjid, majlis taklim dsb.
c.        Konseling sebagai langkah pemeliharaan (preservatif).
Konseling ini membantu klien yang sudah sembuh agar tetap sehat, tidak mengalami problem yang pernah dihadapi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mem¬bentuk semacam club yang anggautanya para klien atau ex klien dengan menawarkan program-program yang terjadwal, misalnya ceramah-ceramah keagamaan atau keilmuan, program aksi sosial untuk kelompok masyarakat tak mampu, misalnya secara aktif meng¬himpun dana bagi pasien tak mampu di rumah sakit, panti asuhan atau panti jompo, atau menawarkan program produktif berupa penghimpunan dana bagi beasiswa mahasiswa berprestasi tapi tak mampu, atau menawarkan program wisata ziarah . Di Jakarta lembaga yang sudah melaksanakan fungsi ini adalah Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa (LPKJ) Bina Amaliah yang didirikan oleh Dr. Zakiah Darajat.
d.       Fungsi pengembangan (developmental).
Konseling dalam fungsi ini adalah membantu klien yang sudah sembuh agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya pada kegiatan yang lebih baik. Kegiatan konseling dalam fungsi ini dapat dilakukan dengan mendirikan semacam club, dengan penekanan pada program yang terarah, yang melibatkan anggauta, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengembangan. Klien yang sudah sehat dapat diajak untuk menjadi pengurus dari lembaga-lembaga yang melaksanakan kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan. Dengan aktif sebagai pengurus maka ia bukan hanya menyembuhkan diri sendiri tetapi bahkan menyembuhkan orang lain yang belum sembuh.

Kebutuhan Manusia Terhadap Konseling Agama
Sebagaimana telah diterangkan terdahulu bahwa Manusia memiliki doa predikat, sebagai 'Hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi.  Pertama menunjukkan predikat kelemahan dan ketergantungan antara Manusia yang lain kepada Manusia terkait masih berlangsung sehingga potensil untuk mengidap Masalah, sedangkan predikat kedua menunjukkan kebesaran manusia  sekaligus besarnya tanggung jawab kehidupannya.
Dari Sudut pandang itu maka urgensi Bimbingan dan konseling Manusia merujuk kepada ke dua predikat tersebut :
1.  Sebagai makhluk yang lemah suatu ketika Manusia tidak tahan menghadapi realita kehidupan Yang pahit dan sempit.  Kondisi Fisik tak Berdaya, satu sama lain membutuhkan bantuan, Dokter misalnya-untuk memulihkan kesehatannya.  Demikian pula jenis dan gangguan jiwa seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa Percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara berfikir yang  realistis, Mampu Melihat kenyataan yang sebenarnya dan mampu mengatasi problemanya
2.  Sebagai khalifah Allah, Manusia dibebani tanggung jawab menyangkut kebaikan dirinya maupun untuk masyarakatnya.  Terkait masih berlangsung Manusia diberi kebebasan untuk memutuskan Sendiri apa yang terbaik untuk dirinya, asal bukan perbuatan maksiat yang dilakukan Secara Terang-terangan.  Sebagai khalifah Allah Yang dibebani tanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakatnya, Maka seorang muslim merasa terpanggil untuk Harus saya ¬ Masyarakat melihara ketertiban.  Oleh karena itu, besar harapan untuk meluruskan hal-hal Yang menyimpang, menata hal salah dan mendorong hal-hal yang menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang berlangsung. Perspektip Bimbingan dan Konseling secara kodrati manusia memang membutuhkan bantuan kejiwaan termasuk konseling Agama, dan secara konsepsional orang yang harus ada.
Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling Agama, perlu diketahui beberapa, yaitu:
1.      Bahwa Kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia.
2.      Gangguan kejiwaan Yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat.
3.      Meskipun Manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih banyak sehingga motif lebih kepada keburukan cepat merespon stimulus keburukan, mendahului kepada stimulus kebaikan.
4.      Keyakinan Agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar batin dapat dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan.
5.      Konselor lintas agama harus sadar akan nilai dan norma Di dalam proses konseling, konselor harus sadar bahwa dia memiliki nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi. Konselor harus sadar bahwa nilai dan norma yang dimilikinya itu akan terus dijunjung dan dipertahankannya. Di sisi lain, konselor harus menyadari bahwa klien yang akan dihadapinya adalah mereka yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang berbeda dengan dirinya.
6.      Konselor sadar terhadap karakteristik konseling secara umum.
7.      Konselor di dalam melaksanakan konseling sebaiknya sadar terhadap pengertian dan kaidah dalam melaksanakan konseling. Hal ini sangat perlu karena pengertian terhdap kaidah konseling akan membantu konselor dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien.
8.      Konselor harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungan serta agamanya.
9.      Konselor dalam melaksanakan tugasnya harus tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi untuk menghambat proses konseling. Terutama yang berkaitan dengan nilai, norma dan keyakinan yang dimiliki oleh suku agama tertentu. Terelebih apabila konselor melakukan praktik konseling di Indonesia yang mempunyai lebih dari 357 etnis dan 5 agama besar serta penganut aliran kepercayaan. Untuk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor harus mau belajar dan memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama maupun budayanya. Dengan mengadakan perhatian atau observasi, diharapkan konselor dapat mencegah terjadinya rintangan selama proses konseling.
10.  Konselor tidak boleh mendorong klien untuk dapat memahami agama dan budaya yang dianutnya. Untuk hal ini ada aturan main yang harus ditaati oleh setiap konselor. Konselor mempunyai kode etik konseling, yang secara tegas menyatakan bahwa konselor tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada klien. Hal ini mengimplikasikan bahwa sekecil apapun kemauan konselor tidak boleh dipaksakan kepada klien. Klien tidak boleh diintervensi oleh konselor tanpa persetujuan klien.
11.   Konselor lintas agama dan budaya dalam melaksanakan konseling harus mempergunakan pendekatan ekletik ini dilakukan untuk membantu klien yang mempunyai perbedaan gaya dan pandangan hidup.

BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Definisi konseling sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu konseling, perbedaan pandangan ahli, serta teori yang dianutnya. menurut Robinson (M.Surya dan Rochman N., 1986:25) mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya”.
Dapat dipahami bahwa konseling memiliki elemen-elemen antara lain:
1. Adanya hubungan
2. Adanya dua individu atau lebih
3. Adanya proses
4. Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Agama
Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula barangkali yang menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere). Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (Latin) atau religera berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a = tidak, gam = pergi mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun temurun. Namun setidaknya ada komponen atau unsur-unsur yang menjadi indikator untuk memahami agama sebagaimana yang dielaborasi oleh Joachim Wach (1963) yaitu: (a)Thought yaitu pemikiran yang mengandung makna semua yang dapat dipikirkan untuk diyakini, (b)Ritual yaitu ajaran tentang tata cara pengabdian kepada Tuhan dalam bentuk peribadatan, dan (c) Fellowship yaitu pengikut, penganut atau pemeluk.
Secara terminologi agama adalah sebuah system keyakinan yang melibatkan emosi-emosi, rasa dan pemikiran-pemikiran atau rasio yang sifatnya pribadi dan diwujudkan dalam tindakan-tindakan keagamaan yang sifatnya individual, kelompok, serta sosial. Didalamnya melibatkan sebagian atau seluruh masyarakat. Agama merupakan bagian dari hidup manusia yang sangat penting. Karena manusia adalah makhluk yang beragama (homo religious), alam semesta menjadi objek pemikiran manusia (antropologi, teologi, dan kosmologi). Agama telah menimbulkan khayalannya yang paling luas dan juga digunakan untuk membenarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempuna dan juga perasaan takut dan ngeri.
b.    Saran
Memahami realita apa sebenarnya yang sedang di hadapi. Kita diajak mengenali kembali siapa sebenarnya dia itu, apa posisinya dan apa kemampuan - kemampuan yang dimilikinya. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya. Diajak untuk menyakini bahwa Tuhan itu Maha Kuasa,maha mengetahui, Maha Adil, Maha pengasih dan penyayang.





JANGAN BERHENTI KARENA SUSAH


Ada seseorang yang sudah bangkit dari keterpurukan setelah di PHK. Dia mau mencari kerja, umur sudah  tidak muda lagi. Dia mau menjalankan  bisnis tetapi sudah berkali-kali mencoba tetapi sudah berkali-kali mencoba tak ada satupun yang berjalan terus. Dia selalu berhenti ditengah jalan.
Apa yang menjadikan dia selalu berhenti.?? Sederhana, karena dia begitu akrab dengan kata kata susah atau sulit. Dia berkata sudah berusaha, tetapi ternyata sulit, “ ternyata susah juga membangun bisnis.” Dan komentar lainnya yang bernada sulit.
Dia meminta nasihat pada saya. Saya berikan beberapa nasihat. Apa jawabannya?? Tidak lepas dari kata dua kata itu : “ susah” dan “sulit” .
Saya mencoba untuk memberikan inspirasi yang bercerita tetntangs eseorang yang berhasil membangun bisnis dengan berawal dari sebuah gerobak bakso menjadi ratusan gerobak bakso. Saya jelaskan kalau orang ini merangkak dari nol dan sampai akhirya berhasil.
Apa reaksi dia? Dia berkata : “ saya sering mendengar cerita keberhasilan. Tapi saying tidak diceritakan susahnya membangun bisnis.”
Dia terus berkata susah, sulit, susah, sulit, tidak mudah,dsb. Banyak orang yang seperti ini!
Jika anda termasuk orang yang  seperti ini saya mau bertanya.” Memang susahnya. Memamh tidak mudah. Memang sulit. Lalu?”
Sahabat, coba pikirkan jika bisnis itu mudah. Tentu akan banyak sekali orang yang berbisnis dan kaya raya. Pada kenyataannya sedikit sekali orang yang mau berbisnis dan bertahan dibisnis. Karena memang, bisnis itu susah, bisnis itu sulit, dan perlu kerja keras untuk menjalankannya. Bisnis memang hanya untuk orang yang berani, tekun, sabar, dan mau bekerja keras sampai berhasil.
Sekarang , pilihan anda. Apakah mau melewati masa susah membangun bisnis atau tidak?
Jika anda pumya kemauan, maka ambillah tindakan. Jika susah, anda bisa belajar. Jika tidak tahu, anda bisa mencari tahu. jika lama, anda bisa bersabar. Jika tidak punyamodal, anda bisa mencari modal. Jika tidak bisa mencari modal, anda bisa belajar mencari modal. Allah sudah memberikan potensi kepada anda. Anda punya hati, anda punya akal, dan anda punya energi. Gunakanlah.
Memang akan banyak menghadapi masalah, tapi Allah sudah memberikan  akal kepada kita untuk mengatasi masalah. Memang perlu kerja keras, tapi Allah sudah memberikan tangan dan kakai kepada kitauntuk bekerja keras. Allah sudah sudah memberikan sistem pencernaan yang bisa engubah makanan menjadi energy. Apa lagi yang kurang?
Sahabat, jangan  berhenti karena susah. Kita sudah diberikan potensi yang dahsyat oleh Allah untuk mengatasi kesulitan yang kita hadapi. Kesulitan memang untuk kita hadapi, untuk kita lewati, sebab kemudahan akan datang setelah kesulitan. 




Artikel : Radar Tegal rabu 20 April 2011