Sabtu, 23 April 2011
INI YAH INIIIII
my inspiransi..
dimana kamu
sudah beberapa waktu tak kau sapa aku
kapan bisa berjumpa,
dalam mimpikah,
dalam senyumku kah,
apa dalam tong kosong..
tolong dengarkan lara hati yang ada
aku tak akan keluarkanamarahku lagi..itu saja
berjumpa lewat mimpi..yah mimpi
aneh kan...kubuat sebuah cerpen tapi tak jadi
bisakah dijual...
jangan!! kareana ini tak diperjual belikan..
suara lara hati dari seorang kawan ..
apa kabarnya...???
baik kah kabarmu..
dan kau jawab??!!!
TIDAK...
permainan apa lagi ini...
aku takut kalau dijawab dengan nada tegas
aku rindu tawamu dan candamu,,.,.
ini hidup ini ya kenyataan..riil!!
aku tau aku tak seberapa tapi aku ingin menemuimu karena Allah
ada tiada dlam jiwamu akan rindu yang memanggilmu..
bila cinta ada di dalam jiwa..
wangi bunga-bunga dalam nestapa
ketika cinta memanggil hangatnya aku
ada kamu dalam pikiran
ini ya ini yang ada dalam unek2 ku..hhuhuhu
hai kawan apa yang harus aku lakukan?????
Rabu, 20 April 2011
Ambillah Sedikit Masa Untuk Berfikir(motivasi)
Setiap hari..,sediakanlah sedikit masa untuk berfikir. Sedikit masa untuk memperhatikan kebelakang, dari apa yang telah kita lakukan. Apa yang telah kita lakukan ? apakah ada sedikit bekal untuk akhirat? Apakah ada sedikit kebaikan untuk bekal jiwa?
Jika anda seorang muslim, ambillah waktu kira-kira 5 menit setelah solat, untuk berfikir sejenak. Bangun pagi untuk solat subuh, setelah solat subuh mulailah berfikir tentang rencana anda untuk hari ini. Apa kebaikan dan bekal apa yang akan anda sediakan untuk akhirat dan untuk dunia anda. Selesai solat zuhur, berfikirlah sejenak, apa yang telah anda lakukan hari ini, jika terdapat kesalahan, mohonlah ampunan kepada ALLAH. Tanamlah tekat/azam dalam diri untuk menghindari kesalah itu. Setelah selesai solat asar, duduklah kembali...tenangkan kembali jiwa kita yang sudah letih. Gunakanlah waktu itu untuk berfikir sejenak. Perhatikanlah kembali apa yang telah dilakukan hari ini...begitu jaga setelah solat maghrib..setelah solat isya, coba perhatikan, mulai awal pagi tadi hingga saat itu, apa yang telah anda lakukan..berfikirlah..merenunglah..
Dunia ini terlalu indah untuk ditinggalkan. Namun juga terlalu hina untuk diperebutkan. Terlalu rendah nilainya untuk ditangisi. Dunia tidak lain hanyalah tempat singgah sejenak untuk mengumpulkan bekal perjalanan yang masih panjang. Saya yakin, setiap orang tahu bahwa dirinya akan mati. Akan meninggalkan dunia ini. Dan akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah ia lakukan selama didunia ini.
Anehnya…berapa banyak manusia yang ingin bersenang~senang didunia ini. Hingga lupa bahwa bahtera yang akan membawanya pergi dari dunia ini sudah hampir berangkat. Berapa banyak dari kita yang sibuk mengumpulkan batu api dan kayu bakar untuk membakar dirinya.
Kita muslim..,kita mengaku islam. Tapi kita terlalu jauh dari yang islami. Bahkan banyak hal yang diharamkan kita halalkan. Banyak hal yang dilarang kita lakukan. Kita tidak dapat menbedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tidak dapat membedakan mana yang dibolehkn, yang diperintahkan, yang dilarang, dan yang anjurkan. Kita menganggap apa yang menurut kita boleh, itulah hal yang dibolehkan. Kita menyekutukan allah dengan yang lain. Kita jadikan hawa nafsu kita sebagai Tuhan yang kita sembah dengan mematuhi segala apa yang diinginkan oleh nafsu kita.
Ambillah sedikit masa untuk berfikir.
Jika anda seorang muslim, ambillah waktu kira-kira 5 menit setelah solat, untuk berfikir sejenak. Bangun pagi untuk solat subuh, setelah solat subuh mulailah berfikir tentang rencana anda untuk hari ini. Apa kebaikan dan bekal apa yang akan anda sediakan untuk akhirat dan untuk dunia anda. Selesai solat zuhur, berfikirlah sejenak, apa yang telah anda lakukan hari ini, jika terdapat kesalahan, mohonlah ampunan kepada ALLAH. Tanamlah tekat/azam dalam diri untuk menghindari kesalah itu. Setelah selesai solat asar, duduklah kembali...tenangkan kembali jiwa kita yang sudah letih. Gunakanlah waktu itu untuk berfikir sejenak. Perhatikanlah kembali apa yang telah dilakukan hari ini...begitu jaga setelah solat maghrib..setelah solat isya, coba perhatikan, mulai awal pagi tadi hingga saat itu, apa yang telah anda lakukan..berfikirlah..merenunglah..
Dunia ini terlalu indah untuk ditinggalkan. Namun juga terlalu hina untuk diperebutkan. Terlalu rendah nilainya untuk ditangisi. Dunia tidak lain hanyalah tempat singgah sejenak untuk mengumpulkan bekal perjalanan yang masih panjang. Saya yakin, setiap orang tahu bahwa dirinya akan mati. Akan meninggalkan dunia ini. Dan akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah ia lakukan selama didunia ini.
Anehnya…berapa banyak manusia yang ingin bersenang~senang didunia ini. Hingga lupa bahwa bahtera yang akan membawanya pergi dari dunia ini sudah hampir berangkat. Berapa banyak dari kita yang sibuk mengumpulkan batu api dan kayu bakar untuk membakar dirinya.
Kita muslim..,kita mengaku islam. Tapi kita terlalu jauh dari yang islami. Bahkan banyak hal yang diharamkan kita halalkan. Banyak hal yang dilarang kita lakukan. Kita tidak dapat menbedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tidak dapat membedakan mana yang dibolehkn, yang diperintahkan, yang dilarang, dan yang anjurkan. Kita menganggap apa yang menurut kita boleh, itulah hal yang dibolehkan. Kita menyekutukan allah dengan yang lain. Kita jadikan hawa nafsu kita sebagai Tuhan yang kita sembah dengan mematuhi segala apa yang diinginkan oleh nafsu kita.
Ambillah sedikit masa untuk berfikir.
Teknik BK
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individual (individual counseling).
Bimbingan kelompok (group guidance)
Teknik yang digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Beberapa bentuk khusus teknik bimbingan kelompok yaitu: home room program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama.
Penyuluhan individual (Individual Counseling)
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan konsele. Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Beberapa sistem pendekatan bimbingan dan konseling menurut Abin Syamsuddin Makmun, yaitu: Pendekatan Direktif dan Pendekatan non-Direktif.
Pendekatan Direktif
Pendekatan ini dikenal juga sebagai bimbingan yang bersifat Counselor-Centered. Sifat tersebut menunjukkan pihak pembimbing memegang peranan utama dalam proses interaksi layanan bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan menemukan permasalahan yang dialami kliennya.
Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini dikenal juga sebagai layanan bimbingan yang bersifat Client-Centered. Sifat tersebut menunjukkan bahwa pihak terbimbing diberikan peranan utama dalam bidang interaksi layanan bimbingan. Ciri-ciri hubungan non-direktif:
1. Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.
2. Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.
Bimbingan kelompok (group guidance)
Teknik yang digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Beberapa bentuk khusus teknik bimbingan kelompok yaitu: home room program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid, sosiodrama.
Penyuluhan individual (Individual Counseling)
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan konsele. Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Beberapa sistem pendekatan bimbingan dan konseling menurut Abin Syamsuddin Makmun, yaitu: Pendekatan Direktif dan Pendekatan non-Direktif.
Pendekatan Direktif
Pendekatan ini dikenal juga sebagai bimbingan yang bersifat Counselor-Centered. Sifat tersebut menunjukkan pihak pembimbing memegang peranan utama dalam proses interaksi layanan bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan menemukan permasalahan yang dialami kliennya.
Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini dikenal juga sebagai layanan bimbingan yang bersifat Client-Centered. Sifat tersebut menunjukkan bahwa pihak terbimbing diberikan peranan utama dalam bidang interaksi layanan bimbingan. Ciri-ciri hubungan non-direktif:
1. Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.
2. Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.
SATLAN
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai)
Sekolah :
Kelas :
Tahun :
a. Bahan/topik permasalahan : Tata tertib sekolah
b. Bidang bimbingan : pribadi/Sosial
c. Jenis layanan : Informasi
d. Fungsi Layanan : Pemahaman, pemecahan
e. Kompetensi yang ingin dicapai : memiliki pemahaman, kesadaran dan dorongan untuk berperikaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek tata tertib sekolah
f. Uraian kegiatan :
• Strategi penyajian : Klasikal
• Materi : 1. Pengertian motivasi belajar
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
3. Hal-hal yang bisa menurunkan motivasi belajar
4. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
g. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas masing-masing
kegiatan
h. Waktu : 1 x 20 menit
i. Penyelengara layanan : Drs. Sukoco KW
j. Pihak yang disertakan :
k. Alat dan perlengkapan yang : Modul BK, sumber yang relevan digunakan
l. Rencana evaluasi dan tindak : Laptop, Proyektor, LCD, dan literature
m. Rencana Penilaian dan tindak lanjut :
1. Penilaian diberikan pada saat dan setelah layanan berlangsung
2. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu
3. Mengungkap pemahaman siswa atas materi disajikan
4. Mengungkap kegunaan layanan bagi siswa
5. Mengungkap kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
n. Catatan khusus
(Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai)
Sekolah :
Kelas :
Tahun :
a. Bahan/topik permasalahan : Tata tertib sekolah
b. Bidang bimbingan : pribadi/Sosial
c. Jenis layanan : Informasi
d. Fungsi Layanan : Pemahaman, pemecahan
e. Kompetensi yang ingin dicapai : memiliki pemahaman, kesadaran dan dorongan untuk berperikaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek tata tertib sekolah
f. Uraian kegiatan :
• Strategi penyajian : Klasikal
• Materi : 1. Pengertian motivasi belajar
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
3. Hal-hal yang bisa menurunkan motivasi belajar
4. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
g. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas masing-masing
kegiatan
h. Waktu : 1 x 20 menit
i. Penyelengara layanan : Drs. Sukoco KW
j. Pihak yang disertakan :
k. Alat dan perlengkapan yang : Modul BK, sumber yang relevan digunakan
l. Rencana evaluasi dan tindak : Laptop, Proyektor, LCD, dan literature
m. Rencana Penilaian dan tindak lanjut :
1. Penilaian diberikan pada saat dan setelah layanan berlangsung
2. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu
3. Mengungkap pemahaman siswa atas materi disajikan
4. Mengungkap kegunaan layanan bagi siswa
5. Mengungkap kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
n. Catatan khusus
Cara Meningkatkan Kekuatan Pikiran
Ada banyak teknik untuk meningkatkan kekuatan pikiran. Bahkan kebiasaan sederhana seperti mengajukan beberapa pertanyaan penting kapan saja sebenarnya mampu mengasah otak anda. Sebuah pertanyaan atau hanya sekedar mengisi teka-teki mmembuat anda berpikir lebih produktif. Tapi ada satu pendekatan yang mungkin dapat anda coba lebih baik dari semua teknik lain untuk meningkatkan kekuatan pikiran Anda.
Tehnik ini adalah dasar dari tehnik Hipnotis dan Telepati, tapi lebih tepatnya tehnik ini sering dipergunakan oleh mereka yang mempelajari ilmu Mind power, yaitu suatu ilmu tentang daya ingat dan pembacaan pikiran. Silahkan mulai langkah-langkah berikut ini :
1.Coba anda berjalan-jalan ke luar rumah, cari tempat yang ramai semakin ramai semakin baik, silahkan berjalan-jalan selama yang anda suka. 5 menit pun boleh.
2.Setelah puas berjalan-jalan dan sampai rumah, masuklah kamar. Usahakan kamar anda sepi dan tidak banyak suara-suara. Akan lebih bagus kalau kamar itu kamar anda pribadi jadi tidak ada yang keluar masuk.
3.Duduklah dengan tenang, tarik napas dalam dan coba tenangkan pikiran
4.Setelah napas anda teratur dan relaks dan juga pikiran anda tenang. Coba mulai bayangkan keadaan dipasar tadi, bayangkan apa yang anda lihat dengan jelas. Usahakan bayangkan sejelas-jelasnya.
5.Mungkin akan agak sukar, tapi usahakan bayangkan terus sampai bayangan tadi jelas. Kalau anda merasa pusing anda boleh berhenti sejenak dan tenangkan pikiran anda dan kemudian memulai lagi latihan ini.
6.Setelah anda mampu membayangkan dengan jelas, gambaran keadaan ketika anda jalan-jalan tadi. Sekarang fokuskan pada satu objek, terserah anda objek apa apakah manusianya, bangunannya, pokoknya objek yang menarik perhatian anda.
7.Bayangkan sedetil-detilnya, cari tahu warna, bentuk dan segala hal detilnya.
8.Jika sudah, selesaikan latihan. Sebagai pembuktian coba lain waktu anda keluar lagi cari tahu dimana lokasi yang ada dalam bayangan anda, dan lihatlah apakah detilnya sama dengan ayang anda bayangkan (akan lebih bagus kalau anda membayangkan bangunan sehingga anda tidak perlu repot mencari objek)
Jika sama berarti anda sudah mulai cukup menguasai tehnik penajaman pikiran. Jika belum latihlah terus tehnik diatas secara rutin. Hasilnya akan sangat berguna bagi anda, terutama jika anda seorang pelajar, anda akan mempunyai pikiran tajan dan daya ingat yang kuat. Selain itu ini merupakan latihan dasar dari cabang ilmu Mind Power dimana anda dapat melihat masa lalu/masa depan dan membaca pikiran orang lain.
Minggu, 17 April 2011
Dengarkan ! Dengarkan ! Dengarkan
setiap orang mengalami kesulitan yang sama sebab orang-orang pada umumnya lebih suka bicara daripada mendengarkan. Walaupun sudah ada ratusan buku yang ditulis mengenai cara mendengarkan yang efektif, banyak orang yang belum memahamim hal itu. Jika anda menjadi seorang pendengar yang efektif, anda akan banyak belajar dan akan menjadi lebih percaya diri. Cobalah untuk tidak merasa terlalu merasa khawatir dalam mengutarakan pikiran dan sudut pandang anda.Sering kali, kita berusaha untuk memberikan tanggapan sebelum kita memahami apa yang hendak disampaikan oleh orang yang sedang kita hadapi. Kadang orang-orang berbicara secara samar ketika berbicara dengan kita.Berusahalah untuk bertanya lebih lanjut kepada orang-orang itu APA YANG SEBENARNYA INGIN MEREKA SAMPAIKAN. Hasilnya akan berupa komunikasi yan lebih baik.
Jika anda terlibat dalam sebuah percakapan, baik secara langsung maupun melalui telepon, tundalah mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang terlintas dalam benak anda dan dengarkan saja lawan bicara anda. Tanyakan kepada diri sendiri, " APA YANG SEBENARNYA YANG INGIN DIBICARAKAN ORANG INI? APA SEBENARNYA YANG MERUPAKAN PESAN TERSEMBUNYI DALAM PERCAKAPAN ORANG INI?" Cobalah untuk tidak berfikir mengenai apapun, dengarkan saja. Amda akan menyadari bahwa ada dunia lain di samping diri anda sendiri. Orang-orang akan bersikap lebih hangat terhadap anda sebab mereka ingin di dengarkan. Tingkah laku anda akan berubah sebab anda sudah bisa mengendalikan perilaku. Anda akan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai orang lain, dan yang paling utama adalah anda akan menjadi lebihpercaya diri...heheheh ..
:)
POLA ASUH ANAK BARAT VS TIMUR
Anda pernah membaca buku Battle Hymn of the Tiger Mother? Karya Amy Chua ini merupakan best seller tengah yang menjadi perbincangan warga dunia. Dalam memoarnya, ibu dari Sophia (18 tahun) dan Louisa (14 tahun) itu menceritakan kesuksesan serta kesalahan yang dibuatnya dalam mengasuh anak dengan gaya tradisional Cina.
Orang tua Cina memang terkenal otoriter. Kedisiplinan dan kerja keras demi menggapai sukses mereka pertahankan di manapun berada. “Ini menjadi nilai yang diakui bersama oleh warga Cina,” jelas sosiolog Erna Karim.
Di satu sisi, Amy mendapat acungan jempol atas hasil pengasuhannya. Di usia 14 tahun, jemari si sulung, Sophia, lincah menari-nari di atas tuts piano di Carnegie Hall. Sedangkan, adiknya, Louisa memainkan biola tanpa sedikitpun nada sumbang. Seolah memenuhi tuntutan sang bunda, keduanya juga tampil sebagai jagoan akademik.
Kenyataan itu membuat banyak orang—terutama di Amerika—terusik. Standar kesuksesan anak Amy seolah menjadikan mereka sebagai orang tua yang gagal. Di samping itu, mereka menganggap profesor hukum dari Yale University kejam terhadap anak. Sebab, ibu yang menikah dengan pria Yahudi itu mengekang kedua putrinya dari kehidupan sosial. Mereka tak memiliki pengalaman menginap di rumah teman, pergi pesta, atau ikut pementasan drama.
Amy menuntut Sophia dan Louisa meraih nilai sempurna di semua mata pelajaran, kecuali olah raga dan drama. Masing-masing juga harus rutin berlatih alat musik yang dipilihkan sang bunda. Sebegitu kerasnya terhadap anak, Amy bahkan tidak mengizinkan Louisa istirahat sejenak untuk sekadar ke kamar kecil sampai gesekan biolanya merdu memainkan lagu Little White Donkey.
Erna mengatakan orang Cina memiliki alasan kuat ketika memberlakukan gaya pengasuhan otoriter pada anaknya. Kedisiplinan dan kegigihan adalah sikap yang mereka perlukan untuk dapat bertahan hidup. “Anak-anak Cina juga terbiasa tidak tergantung pada orang lain dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi diri.”
Anak-anak Cina juga sejak kecil telah diperkenalkan pada falsafah hidup. Mereka akan berusaha untuk tidak mempermalukan keluarga. “Dengan didikan seperti itu, generasi muda Cina memang banyak yang sukses namun emosinya datar,” komentar psikolog A Kasandra Putranto.
Sementara itu, gaya pengasuhan ala Amerika juga ada plus-minusnya. Orang Amerika lebih permisif dan sangat memperhatikan faktor psikologis anak. “Pola asuh seperti itu memang membuat anak dapat menjalani hidup sesuai pilihannya namun mengkondisikan mereka menjadi anak yang besar kepala dan seenaknya,” cetus Kasandra yang menjabat sebagai wakil ketua Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI Jakarta.
Bagaimana dengan Indonesia? Kasandra menyimpulkan orang tua Indonesia berada di antara dua kutub gaya pengasuhan Cina dan Amerika. “Lantaran tiap pola asuh memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, kita tidak bisa mengatakan mana yang terbaik.”
Sementara itu, Erna memperhatikan masyarakat Indonesia sangat plural. Ragam etnik dan agama mempengaruhi nilai-nilai yang dipergunakan orang tua dalam mendidik anaknya. “Lantas, pola pengasuhan di desa juga berbeda dengan di perkotaan.”
Masyarakat desa, lanjut Erna, lebih permisif. Orang tua cenderung membiarkan anaknya berkembang tanpa pendampingan yang sesuai dengan tuntutan zaman. “Perhatian mereka terkuras untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi.”
Lalu, di perkotaan, orang tua tampak lebih akomodatif. Kebanyakan dari mereka mencoba menyediakan sarana yang memenuhi nilai-nilai moderenisasi. “Fokus mereka pada prestasi akademik dan persaingan masa depan,” papar Erna.
Itu sebabnya, orang tua perkotaan sibuk memasukkan anaknya ke berbagai kursus. Terutama, komputer dan bahasa Inggris. “Lalu, kebutuhan otak kanan yang mencakup bidang kesenian juga diakomodasi,” jelas Erna.
Bahan renungan
Untuk mengantarkan anaknya pada keberhasilan, Amy menentukan kegiatan anaknya. Ia berpendapat hingga berusia pra remaja, anak belum dapat secara objektif menilai. Otomatis, mereka harus mengikuti pilihan orang tua.
Terlepas dari kesuksesannya dalam membesarkan anak, Amy mengaku membuat sejumlah kesalahan sepanjang perjalanan. Ia gampang naik darah, kasar dalam perkataan, dan kurang memberikan keleluasaan memilih pada putrinya. Ia juga tak segan memberi hukuman.
Amy memang mengkritik pola asuh Barat yang cenderung lunak pada anak. Ketika anak kehilangan semangat belajar biola, orang tua Barat dengan cepat menawarkan alternatif alat musik lain yang lebih mudah dikuasai. Sebaliknya, Amy justru memberi dukungan agar putrinya makin giat berlatih supaya mahir.
Tidak semua anak Cina sukses diasuh dengan gaya otoriter. Beberapa anak klien keturunan Cina di biro Psychological Practice pimpinan Kasandra tertekan dengan pola asuh seperti itu. “Mereka memilih kabur dari rumah karena tidak tahan dengan kerasnya didikan orangtua.”
Akankah pencapaian Amy dijadikan barometer oleh sejumlah orang tua? Sosiolog Erna Karim mengatakan pengekor Amy adalah mereka yang tidak mampu mengonstruksi sendiri cara mendisiplinkan anak. “Orang yang terus mengikuti perkembangan zaman namun tak tahu cara pengasuhan lebih terpengaruh dengan buku-buku seperti Tiger Mom ini,” ungkap Erna.
Tantangan Masa Kini
Anak-anak Indonesia masa kini tumbuh dalam fasilitas yang nyaris serba ada. Dengan dukungan ekonomi keluarga yang lebih mapan, mereka mudah mengeksplorasi segala hal. “Dibandingkan dengan lima tahun lalu pun kondisinya sudah berbeda sekali,” ungkap guru Bimbingan Konseling SMP Labschool Kebayoran, Sinthya Bintarti.
Sementara itu, diperkenalkan oleh tayangan TV dan orang dewasa di lingkungan sekitarnya, anak-anak juga mengenal percintaan di usia yang sangat dini. Anak TK bahkan sudah dapat menyatakan kesukaannya pada lawan jenis. “Tentunya dengan presepsi sesuai usianya,” ujar Sinthya.
Dukungan fasilitas serta kondisi lingkungan seperti itu mendatangkan masalah tersendiri bagi anak. Kedekatan mereka dengan gadget dan akses internet membuat mereka teramat tergantung dengan teknologi. “Belum saatnya mereka terlalu mengandalkan gadget,” cetus Sinthya.
Pada usia sekolah, lanjut Sinthya, semestinya anak mencari informasi dari buku bacaan. Mereka harusnya membaca langsung dari sumber primer. Sedangkan, Wikipedia sebetulnya berisi keterangan dari sumber sekunder. ”Kebiasaan mengakses Wiki menurunkan minat baca mereka terhadap buku teks.”
Lantas, anak-anak sekarang juga berani memasuki dunia pergaulan di dunia maya. Padahal, mereka belum sepenuhnya bisa memilah. “Ada bahaya yang mungkin timbul dari pertemanan dengan orang asing di social media,” kata Sinthya.
Selain itu, anak juga terlampau sering terpapar dengan tontonan tidak sehat, seperti sinetron. Tayangan tersebut membuat mereka mudah berkata kasar. “Mereka menganggap berkata kasar merupakan bagian yang biasa dalam pergaulan,” ucap Sinthya.
Di lain sisi, ada komunikasi yang terputus antara orang tua dan anak. Sering kali, ekspektasi anak terhadap orang tuanya gagal tersampaikan secara utuh. “Anak belum selesai mengutarakan harapannya, ayah ibunya sudah keburu memotong,” kata Sinthya.
Ketika nilai ulangan jelek, misalnya, orang tua tidak mendengar sampai tuntas penyebab versi anak. Padahal, anak membutuhkan dukungan ayah bundanya. “Cobalah untuk menurunkan diri sedikit agar bisa merasakan masalah yang dialami anak,” saran Sinthya.
Orang tua Cina memang terkenal otoriter. Kedisiplinan dan kerja keras demi menggapai sukses mereka pertahankan di manapun berada. “Ini menjadi nilai yang diakui bersama oleh warga Cina,” jelas sosiolog Erna Karim.
Di satu sisi, Amy mendapat acungan jempol atas hasil pengasuhannya. Di usia 14 tahun, jemari si sulung, Sophia, lincah menari-nari di atas tuts piano di Carnegie Hall. Sedangkan, adiknya, Louisa memainkan biola tanpa sedikitpun nada sumbang. Seolah memenuhi tuntutan sang bunda, keduanya juga tampil sebagai jagoan akademik.
Kenyataan itu membuat banyak orang—terutama di Amerika—terusik. Standar kesuksesan anak Amy seolah menjadikan mereka sebagai orang tua yang gagal. Di samping itu, mereka menganggap profesor hukum dari Yale University kejam terhadap anak. Sebab, ibu yang menikah dengan pria Yahudi itu mengekang kedua putrinya dari kehidupan sosial. Mereka tak memiliki pengalaman menginap di rumah teman, pergi pesta, atau ikut pementasan drama.
Amy menuntut Sophia dan Louisa meraih nilai sempurna di semua mata pelajaran, kecuali olah raga dan drama. Masing-masing juga harus rutin berlatih alat musik yang dipilihkan sang bunda. Sebegitu kerasnya terhadap anak, Amy bahkan tidak mengizinkan Louisa istirahat sejenak untuk sekadar ke kamar kecil sampai gesekan biolanya merdu memainkan lagu Little White Donkey.
Erna mengatakan orang Cina memiliki alasan kuat ketika memberlakukan gaya pengasuhan otoriter pada anaknya. Kedisiplinan dan kegigihan adalah sikap yang mereka perlukan untuk dapat bertahan hidup. “Anak-anak Cina juga terbiasa tidak tergantung pada orang lain dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi diri.”
Anak-anak Cina juga sejak kecil telah diperkenalkan pada falsafah hidup. Mereka akan berusaha untuk tidak mempermalukan keluarga. “Dengan didikan seperti itu, generasi muda Cina memang banyak yang sukses namun emosinya datar,” komentar psikolog A Kasandra Putranto.
Sementara itu, gaya pengasuhan ala Amerika juga ada plus-minusnya. Orang Amerika lebih permisif dan sangat memperhatikan faktor psikologis anak. “Pola asuh seperti itu memang membuat anak dapat menjalani hidup sesuai pilihannya namun mengkondisikan mereka menjadi anak yang besar kepala dan seenaknya,” cetus Kasandra yang menjabat sebagai wakil ketua Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI Jakarta.
Bagaimana dengan Indonesia? Kasandra menyimpulkan orang tua Indonesia berada di antara dua kutub gaya pengasuhan Cina dan Amerika. “Lantaran tiap pola asuh memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, kita tidak bisa mengatakan mana yang terbaik.”
Sementara itu, Erna memperhatikan masyarakat Indonesia sangat plural. Ragam etnik dan agama mempengaruhi nilai-nilai yang dipergunakan orang tua dalam mendidik anaknya. “Lantas, pola pengasuhan di desa juga berbeda dengan di perkotaan.”
Masyarakat desa, lanjut Erna, lebih permisif. Orang tua cenderung membiarkan anaknya berkembang tanpa pendampingan yang sesuai dengan tuntutan zaman. “Perhatian mereka terkuras untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi.”
Lalu, di perkotaan, orang tua tampak lebih akomodatif. Kebanyakan dari mereka mencoba menyediakan sarana yang memenuhi nilai-nilai moderenisasi. “Fokus mereka pada prestasi akademik dan persaingan masa depan,” papar Erna.
Itu sebabnya, orang tua perkotaan sibuk memasukkan anaknya ke berbagai kursus. Terutama, komputer dan bahasa Inggris. “Lalu, kebutuhan otak kanan yang mencakup bidang kesenian juga diakomodasi,” jelas Erna.
Bahan renungan
Untuk mengantarkan anaknya pada keberhasilan, Amy menentukan kegiatan anaknya. Ia berpendapat hingga berusia pra remaja, anak belum dapat secara objektif menilai. Otomatis, mereka harus mengikuti pilihan orang tua.
Terlepas dari kesuksesannya dalam membesarkan anak, Amy mengaku membuat sejumlah kesalahan sepanjang perjalanan. Ia gampang naik darah, kasar dalam perkataan, dan kurang memberikan keleluasaan memilih pada putrinya. Ia juga tak segan memberi hukuman.
Amy memang mengkritik pola asuh Barat yang cenderung lunak pada anak. Ketika anak kehilangan semangat belajar biola, orang tua Barat dengan cepat menawarkan alternatif alat musik lain yang lebih mudah dikuasai. Sebaliknya, Amy justru memberi dukungan agar putrinya makin giat berlatih supaya mahir.
Tidak semua anak Cina sukses diasuh dengan gaya otoriter. Beberapa anak klien keturunan Cina di biro Psychological Practice pimpinan Kasandra tertekan dengan pola asuh seperti itu. “Mereka memilih kabur dari rumah karena tidak tahan dengan kerasnya didikan orangtua.”
Akankah pencapaian Amy dijadikan barometer oleh sejumlah orang tua? Sosiolog Erna Karim mengatakan pengekor Amy adalah mereka yang tidak mampu mengonstruksi sendiri cara mendisiplinkan anak. “Orang yang terus mengikuti perkembangan zaman namun tak tahu cara pengasuhan lebih terpengaruh dengan buku-buku seperti Tiger Mom ini,” ungkap Erna.
Tantangan Masa Kini
Anak-anak Indonesia masa kini tumbuh dalam fasilitas yang nyaris serba ada. Dengan dukungan ekonomi keluarga yang lebih mapan, mereka mudah mengeksplorasi segala hal. “Dibandingkan dengan lima tahun lalu pun kondisinya sudah berbeda sekali,” ungkap guru Bimbingan Konseling SMP Labschool Kebayoran, Sinthya Bintarti.
Sementara itu, diperkenalkan oleh tayangan TV dan orang dewasa di lingkungan sekitarnya, anak-anak juga mengenal percintaan di usia yang sangat dini. Anak TK bahkan sudah dapat menyatakan kesukaannya pada lawan jenis. “Tentunya dengan presepsi sesuai usianya,” ujar Sinthya.
Dukungan fasilitas serta kondisi lingkungan seperti itu mendatangkan masalah tersendiri bagi anak. Kedekatan mereka dengan gadget dan akses internet membuat mereka teramat tergantung dengan teknologi. “Belum saatnya mereka terlalu mengandalkan gadget,” cetus Sinthya.
Pada usia sekolah, lanjut Sinthya, semestinya anak mencari informasi dari buku bacaan. Mereka harusnya membaca langsung dari sumber primer. Sedangkan, Wikipedia sebetulnya berisi keterangan dari sumber sekunder. ”Kebiasaan mengakses Wiki menurunkan minat baca mereka terhadap buku teks.”
Lantas, anak-anak sekarang juga berani memasuki dunia pergaulan di dunia maya. Padahal, mereka belum sepenuhnya bisa memilah. “Ada bahaya yang mungkin timbul dari pertemanan dengan orang asing di social media,” kata Sinthya.
Selain itu, anak juga terlampau sering terpapar dengan tontonan tidak sehat, seperti sinetron. Tayangan tersebut membuat mereka mudah berkata kasar. “Mereka menganggap berkata kasar merupakan bagian yang biasa dalam pergaulan,” ucap Sinthya.
Di lain sisi, ada komunikasi yang terputus antara orang tua dan anak. Sering kali, ekspektasi anak terhadap orang tuanya gagal tersampaikan secara utuh. “Anak belum selesai mengutarakan harapannya, ayah ibunya sudah keburu memotong,” kata Sinthya.
Ketika nilai ulangan jelek, misalnya, orang tua tidak mendengar sampai tuntas penyebab versi anak. Padahal, anak membutuhkan dukungan ayah bundanya. “Cobalah untuk menurunkan diri sedikit agar bisa merasakan masalah yang dialami anak,” saran Sinthya.
KATA-KATA
" pendidikan adalah proses sosial. pendidiakn adalah pertumbuhan.pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri."
" bukan seberapa banak yang kita miliki, tapi seberapa jauh kita menikmatinya yang membuat kita bahagia"
" bukan sesuatu yanh kamu miliki disakumu yang membuatmu bersyukur, tetapi apa yang kamu miliki di hatimu."
" ya kita ketemu karena Allah, dan berpisah karena Allah..mgkn lain kali akan dipertemukan dalam momen yang berbeda kalau pun berjodoh..."
" bukan seberapa banak yang kita miliki, tapi seberapa jauh kita menikmatinya yang membuat kita bahagia"
" bukan sesuatu yanh kamu miliki disakumu yang membuatmu bersyukur, tetapi apa yang kamu miliki di hatimu."
" ya kita ketemu karena Allah, dan berpisah karena Allah..mgkn lain kali akan dipertemukan dalam momen yang berbeda kalau pun berjodoh..."
Benarkah Sikap Menentukan Perilaku?
Perilaku yaitu reaksi evaluasi baik yang menyenangkan maupun tak menyenangkan yang terdapat pada kepercayaan & perasaan seseorang. Baik para filsuf, teolog, maupun para pendidik telah berspekulasi mengenai hubungan antara pikiran & tindakan, karakter, & tingkah laku, perkataan pribadi & perbuatan umum. Asumsi yang dikeluarkan baik dari ajaran-2 & konseling yaitu kepercayaan & perasaan pribadi kita sangat menentukan perilaku umum kita. Jadi kalau kita ingin merubah cara orang berperilaku, kita harus merubah hati & pikiran mereka.
Apakah kita semua munafik?
Awalnya psikolog sosial setuju bahwa mengetahui sikap seseorang berarti memprediksik-an tindakan orang. Akan tetapi tahun 1964, Leon Festinger membuktikan bahwa merubah sikap bukan berarti merubah perilaku. Festinger percaya bahwa hubungan kerja antara sikap & perilaku sistem perputarannya diumpamakan seperti kerja kuda sebagai pelaku & keretanya sebagai sikap. Dengan demikian kita tidak dapat dikatakan munafik karena apapun ang kita ekspresikan tidak memprediksikan perilaku yang mana antara sikap & perilaku memiliki arah yang berbeda tergantung pengaruh-2 di luar.
Meminimalisasikan pengaruh-2 sosial terhadap sikap
Tidak seperti seorang dokter yang mendeteksi detak jantung pasien, psikolog sosial belum tentu mendapat jawaban langsung atas sikap seseorang hanya dengan mengamati hingga mereka meneliti lebih seksama dari sikap-2 yang terekspresikan oleh seseorang. Seperti perilaku lain, ekspresi juga memiliki pengaruh-2 dari luar.
Untuk bersikap & berperilaku, seseorang dianjurkan untuk tidak mudah terpengaruh dari lingkungan sosial kita.
Apakah kita semua munafik?
Awalnya psikolog sosial setuju bahwa mengetahui sikap seseorang berarti memprediksik-an tindakan orang. Akan tetapi tahun 1964, Leon Festinger membuktikan bahwa merubah sikap bukan berarti merubah perilaku. Festinger percaya bahwa hubungan kerja antara sikap & perilaku sistem perputarannya diumpamakan seperti kerja kuda sebagai pelaku & keretanya sebagai sikap. Dengan demikian kita tidak dapat dikatakan munafik karena apapun ang kita ekspresikan tidak memprediksikan perilaku yang mana antara sikap & perilaku memiliki arah yang berbeda tergantung pengaruh-2 di luar.
Meminimalisasikan pengaruh-2 sosial terhadap sikap
Tidak seperti seorang dokter yang mendeteksi detak jantung pasien, psikolog sosial belum tentu mendapat jawaban langsung atas sikap seseorang hanya dengan mengamati hingga mereka meneliti lebih seksama dari sikap-2 yang terekspresikan oleh seseorang. Seperti perilaku lain, ekspresi juga memiliki pengaruh-2 dari luar.
Untuk bersikap & berperilaku, seseorang dianjurkan untuk tidak mudah terpengaruh dari lingkungan sosial kita.
Pengertian Kecemasan
Setiap orang pasti pernah mengalami atau merasakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan dalam dirinya.
Bentuk perasaan yang tidak menyenangkan ini sering disebut dengan kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi kejiwaan yang muncul akibat adanya permasalahan tersebut dengan sempurna. Kecemasan adalah suatu kondisi emosi yang kurang menyenangkan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III (1995) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan yang kurang dan dirasakan oleh induvidu yang bersangkutan sebagai perasaan terancam.
Kecemasan mempunyai dua pengertian, yaitu kecemasan sebagai respon dan kecemasan sebagai variabel intervening. Kecemasan sebagai respon mengandung pengertian bahwa kecemasan adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman atau situasi tertentu, yang akan tampak dari pembicaraan, tindakan, atau perubahan fisiknya (denyut jantung, tekanan darah, pernafasan dan lain-lain). Kecemasan sebagai variabel intervening, maksudnya adalah kecemasan yang disebabkan oleh kondisi tertentu dan mempunyai pengaruh atau konsekuensi tertentu juga. Kecemasan ini akan menimbulkan aplikasi lain, yaitu munculnya penyesuaian-penyesuaian yang menimbulkan kecemasan tertentu untuk memindahkan ancaman (Lazarus, 1976).
Atkinson (1996) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menumbuhkan kecemasan, konflik merupakan salah satu sumber munculnya rasa cemas. Adanya ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan juga menumbuhkan kecemasan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah bentuk perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran dan perasaan takut sehingga mengganggu kebahagiaan dan ketenangan seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan.
Henderson dkk (1989) menyebutkan sumber kecemasan berasal dari adanya situasi yang menekan dan menghambat, sehingga menyebabkan terjadinya konflik jiwa, misalnya keadaan ekonomi yang buruk dan jika sudah menumpuk akan berpengaruh pada perilaku. Horney (1989), menjelaskan bahwa kecemasan adalah rasa tidak berdaya, rasa permusuhan, dan rasa menyendiri. Mahmud (1987) menyatakan bahwa sebab kecemasan itu berupa keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan dan ingatan yang tidak disetujui oleh orangtua maupun oleh orang disekitanya.
Gejala kecemasan
Hawari (1996) menguraikan beberapa gejala kecemasan yang sering dialami oleh seseorang yaitu memandang diri rendah, sulit untuk merasa senang atau pemurung, mudah menangis, tidak ada kepercayaan diri, mudah tegang dan gelisah, menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, jantung sering berdebar-debar, mulut terasa kering, berkeringat dan merasa takut mati.
Sarason dan Sarason (dalam Safitri, 1995) pada individu yang cemas, nafasnya pendek-pendek, muncul diare, kehilangan nafsu makan, lemas, pening, gemetar dan sering buang air kecil. Selain ada perasaan tidak menentu, tidak berdaya, gugup dan sukar untuk kosentrasi. Kebanyakan dari mereka yang mengalami kecemasan menjadi kurang percaya diri, dan dianggap kurang menyenangkan bagi orang lain. Kecemasan berkaitan dengan ketidakpastian yang menimbulkan rasa was-was, apakah ada rasa aman dan terbebas dari penderitaan atau kemungkinan adanya ancaman.
Penanggulangan Kecemasan
Menurut Atkison (1996), ada dua cara utama untuk menanggulangi kecemasan yaitu :
a.Menitik beratkan masalahnya : Individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya.
b.Menitik beratkan emosinya : individu berusaha mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu.
B. Ayah dan Ibu
1.Peran ayah dan ibu dalam keluarga
Hurlock (1990) mengungkapkan bahwa keluarga inti merupakan keluarga yang beranggotakan orangtua, yaitu ayah dan ibu beserta anak. Masing-masing anggota keluarga tersebut mempunyai peran yang berbeda. Berikut ini akan diuraikan mengenai peran masing-masing anggota keluarga :
a.Peran Ayah
Menurut Person dkk (dl Thorn burg, 1982) terdapat instrumental role yang biasanya dimainkan oleh ayah dan dapat menjembatani jarak antara keluarga dengan masyarakat yang lebih luas.
Menurut Hurlock (1990) para ayah sering kali gagal menunjukkan kasih sayang dengan cara yang dapat dimengerti oleh anak, karena mereka merasa bahwa ekspresi kasih sayang demikian tidak jantan.
b.Peran Ibu
Menurut Person dan Balles (dalam Thornburg, 1982) adalah peran yang biasanya bersifat expressive dan tertuju pada hubungan yang terjadi dalam keluarga.
Bentuk perasaan yang tidak menyenangkan ini sering disebut dengan kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi kejiwaan yang muncul akibat adanya permasalahan tersebut dengan sempurna. Kecemasan adalah suatu kondisi emosi yang kurang menyenangkan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III (1995) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan yang kurang dan dirasakan oleh induvidu yang bersangkutan sebagai perasaan terancam.
Kecemasan mempunyai dua pengertian, yaitu kecemasan sebagai respon dan kecemasan sebagai variabel intervening. Kecemasan sebagai respon mengandung pengertian bahwa kecemasan adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman atau situasi tertentu, yang akan tampak dari pembicaraan, tindakan, atau perubahan fisiknya (denyut jantung, tekanan darah, pernafasan dan lain-lain). Kecemasan sebagai variabel intervening, maksudnya adalah kecemasan yang disebabkan oleh kondisi tertentu dan mempunyai pengaruh atau konsekuensi tertentu juga. Kecemasan ini akan menimbulkan aplikasi lain, yaitu munculnya penyesuaian-penyesuaian yang menimbulkan kecemasan tertentu untuk memindahkan ancaman (Lazarus, 1976).
Atkinson (1996) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menumbuhkan kecemasan, konflik merupakan salah satu sumber munculnya rasa cemas. Adanya ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan juga menumbuhkan kecemasan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah bentuk perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran dan perasaan takut sehingga mengganggu kebahagiaan dan ketenangan seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan.
Henderson dkk (1989) menyebutkan sumber kecemasan berasal dari adanya situasi yang menekan dan menghambat, sehingga menyebabkan terjadinya konflik jiwa, misalnya keadaan ekonomi yang buruk dan jika sudah menumpuk akan berpengaruh pada perilaku. Horney (1989), menjelaskan bahwa kecemasan adalah rasa tidak berdaya, rasa permusuhan, dan rasa menyendiri. Mahmud (1987) menyatakan bahwa sebab kecemasan itu berupa keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan dan ingatan yang tidak disetujui oleh orangtua maupun oleh orang disekitanya.
Gejala kecemasan
Hawari (1996) menguraikan beberapa gejala kecemasan yang sering dialami oleh seseorang yaitu memandang diri rendah, sulit untuk merasa senang atau pemurung, mudah menangis, tidak ada kepercayaan diri, mudah tegang dan gelisah, menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, jantung sering berdebar-debar, mulut terasa kering, berkeringat dan merasa takut mati.
Sarason dan Sarason (dalam Safitri, 1995) pada individu yang cemas, nafasnya pendek-pendek, muncul diare, kehilangan nafsu makan, lemas, pening, gemetar dan sering buang air kecil. Selain ada perasaan tidak menentu, tidak berdaya, gugup dan sukar untuk kosentrasi. Kebanyakan dari mereka yang mengalami kecemasan menjadi kurang percaya diri, dan dianggap kurang menyenangkan bagi orang lain. Kecemasan berkaitan dengan ketidakpastian yang menimbulkan rasa was-was, apakah ada rasa aman dan terbebas dari penderitaan atau kemungkinan adanya ancaman.
Penanggulangan Kecemasan
Menurut Atkison (1996), ada dua cara utama untuk menanggulangi kecemasan yaitu :
a.Menitik beratkan masalahnya : Individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya.
b.Menitik beratkan emosinya : individu berusaha mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu.
B. Ayah dan Ibu
1.Peran ayah dan ibu dalam keluarga
Hurlock (1990) mengungkapkan bahwa keluarga inti merupakan keluarga yang beranggotakan orangtua, yaitu ayah dan ibu beserta anak. Masing-masing anggota keluarga tersebut mempunyai peran yang berbeda. Berikut ini akan diuraikan mengenai peran masing-masing anggota keluarga :
a.Peran Ayah
Menurut Person dkk (dl Thorn burg, 1982) terdapat instrumental role yang biasanya dimainkan oleh ayah dan dapat menjembatani jarak antara keluarga dengan masyarakat yang lebih luas.
Menurut Hurlock (1990) para ayah sering kali gagal menunjukkan kasih sayang dengan cara yang dapat dimengerti oleh anak, karena mereka merasa bahwa ekspresi kasih sayang demikian tidak jantan.
b.Peran Ibu
Menurut Person dan Balles (dalam Thornburg, 1982) adalah peran yang biasanya bersifat expressive dan tertuju pada hubungan yang terjadi dalam keluarga.
what is that!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, nakal adalah "suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu dsb. terutama bagi anak-anak) atau buruk kelakuan." Juvenile deliquency atau kenakalan remaja dapat ditinjau dari empat faktor penyebab, yakni faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun factor sekolah dan lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang remaja.
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci bimbingan orang tua yang bertanggung jawab dapat mengantar individu manusia menerima hidayah Allah sehingga potensi kemalaikatan yang ada dalam dirinyalah yang akan berkembang. Sebaliknya, tanpa bimbingan orang tua, tidak mustahil justru potensi kebinatangan yang ada dalam diri individullah yang akan muncul. Maka berbagai sifat keji (ahlaqul madzmumah) seperti pemarah, tamak, dengki, pendendam, tidak sabaran, sombong dan tidak amanah seumpamanya yang akan berkembang dan melekat pada pribadi yang bersangkutan. Hal ini berlaku karena individu tersebut telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kebinatangan, serta pengalaman yang diterima sejak kecil. Sifatsifat tidak baik itu mungkin telah muncul sejak individu masih anak-anak dan kemudian tambah diperkuat ketika yang bersangkutan memasuki masa remaja.
Pada tahap perkembangan awal sebagian besar waktu anak pada umumnya dihabiskan di lingkungan rumah atau dalam pengawasan keluarga. Ini berarti bahwa perkembangan mental, fisik dan sosial individu ada di bawah arahan orang tua atau terpola dengan kebiasan yang berlaku dalam rumah tangga. Dengan demikian jika seorang remaja menjadi nakal atau liar maka kemungkinan besar faktor keluarga turut memengaruhi keadaan tersebut. Kondisi keluarga yang dapat menyumbang terhadap terjadinya kenakalan anak adalah kurangnya perhatian yang diberikan orang tua, serta kurangnya penghayatan dan pengamalan orang tua/keluarga terhadap agama.
Sekolah merupakan lingkungan belajar kedua yang berkontribusi terhadap keberhasilan dan ketidakberhasilan, dengan salah satu indikator kenakalan, anak. Faktor sekolah yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja antara lain disiplin sekolah yang longgar, ketidakacuhan guru dan pengelola sekolah terhadap masalah siswa di luar urusan sekolah, serta tidak lancarnya komunikasi antara guru dan orang tua yang menyebabkan kecilnya peran orang tua dalam kemajuan pendidikan anaknya. Faktor lingkungan merujuk kepada peranan masyarakat, multimedia dan berbagai fasilitas, seperti pusat-pusat hiburan yang menyediakan pelbagai produk yang bisa Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com menumbuhkan dan meningkatkan rangsangan seksual dan nafsu hewani . Aktivitas lingkungan yang menyumbang terhadap kenakalan remaja antara lain pergaulan bebas di antara pria dan wanita, sikap permisif yang ditunjukkan masyarakat, munculnya pusatpusat hiburan serta pertunjukan musik yang mengumbar birahi serta tayangan kekerasan dan pornografi.
Pada praktiknya kontribusi keempat faktor tersebut berbeda-beda dalam berbagai kasus kenakalan remaja. Sekalipun demikian jika seorang remaja terjatuh dalam kenakalan, maka orang tualah yang memiliki tanggung jawab terbesar. Ketimbang menyalahkan pihak lain, orang tua pulalah hendaknya yang mengambil inisiatif memperbaikinya.
Dalam keadaan demikian seyogianya orang tua:
1) dapat memaafkan dan berlaku adil terhadap anak.
2) Tidak terlalu menampakkan kekecewaan dan dapat menerima anak apa adanya.
3) Memberi pertolongan dan membimbing dengan sabar, lemah lembut dan penuh kasih sayang.
4) Meminta pendapat remaja yang bersangkutan tentang bagaimana mencari solusi masalah yang sedang dihadapi.
Berjaga-jaga dengan memberikan pendidikan agama sejak dini, selalu lebih baik dari pada mengobati. Sebelum atau sekurang-kurangnya pada saat memohon dianugerahi anak saleh, kita seyogianya siap menjadi orang tua yang saleh. Orang tua yang saleh adalah pria yang mampu menjadi pemimpin buat istri dan anak-anaknya. Ibu yang selalu berusaha menyiapkan surga bagi anak-anaknya di telapak kakinya. Orang tua yang siap memberikan teladan buat putra putrinya dan orang tua yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan dunia akhirat anak-anaknya."Setiap saat bayi terlahir dalam keadaan suci, terpulang kepada orang tuanyalah untuk meyahudikannya atau menasranikannya (Hadis Riwayat Bukhari).
Kalo berani satu lawan satu! Itu ungkapan spontan setelah membaca rubrik tawuran antar-pelajar, mahasiswa, bahkan pejabat teras ataupun aksi yang kini marak dikategorikan sebagai tindakan premanisme. Di antara rubrik itu, ada persamaan yang jelas terlihat. Pelaku yang terlibat umumnya kaum adam.
Jelas, jika ungkapan itu sangat lazim diucapkan. Tapi persamaan lainnya, mereka umumnya golongan remaja. Tapi bagaimana jika pelakunya kaum hawa? Seperti kasus penganiayaan terhadap Ica, siswi SMUN 7 yang tengah diusut. Yang menarik dari kasus ini, korban dan pelaku adalah kaum hawa yang konon sering dikategorikan sebagai kaum yang lemah, Juga Cliff Muntu, Praja IPDN yang tengah diusut juga.
Sebenarnya itu bukan hal baru . Penganiayaan itu lebih beken disebut salah satu tindakan penggencetan. Penggencetan itu sendiri tidak hanya dilakukan dengan kontak fisik, tapi bisa hanya dengan teguran keras, atau teror lewat sms atau media lainnya.
Tidak bisa dipungkiri, hal itu sudah menjadi tradisi dari senior kepada junior yang dilakukan karena banyak alasan. Mulai dari alasan yang jelas sampai alasan yang lucunya tidak disebutkan si senior sampai kapanpun. Ya.. seperti tayangan di sinetron remaja yang lagi "in" sekarang ini. Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com
Hal yang terjadi saat tawuran, sebenarnya perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi itu sendiri menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, Psikologi kepribadian, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau singkatnya agresi tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
Menurut Raymond Tambunan, Psi, dalam pandangan psikologi, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam dua jenis delikuensi, yaitu situasional dan sistematik.
Pada delikuensi situsional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharukan mereka untuk berkelahi. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada dalam satu geng atau organisasi. Di sini ada norma, aturan, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggota termasuk berkelahi. Sebagai anggota mereka bangga melakukan apa yang diharapkan. Kejadian itu berkaitan dengan emosinya yang dikenal dengan masa strom dan stress. Dipengaruhi lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan teman sebaya serta semua kegiatan sehari-hari.
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci bimbingan orang tua yang bertanggung jawab dapat mengantar individu manusia menerima hidayah Allah sehingga potensi kemalaikatan yang ada dalam dirinyalah yang akan berkembang. Sebaliknya, tanpa bimbingan orang tua, tidak mustahil justru potensi kebinatangan yang ada dalam diri individullah yang akan muncul. Maka berbagai sifat keji (ahlaqul madzmumah) seperti pemarah, tamak, dengki, pendendam, tidak sabaran, sombong dan tidak amanah seumpamanya yang akan berkembang dan melekat pada pribadi yang bersangkutan. Hal ini berlaku karena individu tersebut telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kebinatangan, serta pengalaman yang diterima sejak kecil. Sifatsifat tidak baik itu mungkin telah muncul sejak individu masih anak-anak dan kemudian tambah diperkuat ketika yang bersangkutan memasuki masa remaja.
Pada tahap perkembangan awal sebagian besar waktu anak pada umumnya dihabiskan di lingkungan rumah atau dalam pengawasan keluarga. Ini berarti bahwa perkembangan mental, fisik dan sosial individu ada di bawah arahan orang tua atau terpola dengan kebiasan yang berlaku dalam rumah tangga. Dengan demikian jika seorang remaja menjadi nakal atau liar maka kemungkinan besar faktor keluarga turut memengaruhi keadaan tersebut. Kondisi keluarga yang dapat menyumbang terhadap terjadinya kenakalan anak adalah kurangnya perhatian yang diberikan orang tua, serta kurangnya penghayatan dan pengamalan orang tua/keluarga terhadap agama.
Sekolah merupakan lingkungan belajar kedua yang berkontribusi terhadap keberhasilan dan ketidakberhasilan, dengan salah satu indikator kenakalan, anak. Faktor sekolah yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja antara lain disiplin sekolah yang longgar, ketidakacuhan guru dan pengelola sekolah terhadap masalah siswa di luar urusan sekolah, serta tidak lancarnya komunikasi antara guru dan orang tua yang menyebabkan kecilnya peran orang tua dalam kemajuan pendidikan anaknya. Faktor lingkungan merujuk kepada peranan masyarakat, multimedia dan berbagai fasilitas, seperti pusat-pusat hiburan yang menyediakan pelbagai produk yang bisa Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com menumbuhkan dan meningkatkan rangsangan seksual dan nafsu hewani . Aktivitas lingkungan yang menyumbang terhadap kenakalan remaja antara lain pergaulan bebas di antara pria dan wanita, sikap permisif yang ditunjukkan masyarakat, munculnya pusatpusat hiburan serta pertunjukan musik yang mengumbar birahi serta tayangan kekerasan dan pornografi.
Pada praktiknya kontribusi keempat faktor tersebut berbeda-beda dalam berbagai kasus kenakalan remaja. Sekalipun demikian jika seorang remaja terjatuh dalam kenakalan, maka orang tualah yang memiliki tanggung jawab terbesar. Ketimbang menyalahkan pihak lain, orang tua pulalah hendaknya yang mengambil inisiatif memperbaikinya.
Dalam keadaan demikian seyogianya orang tua:
1) dapat memaafkan dan berlaku adil terhadap anak.
2) Tidak terlalu menampakkan kekecewaan dan dapat menerima anak apa adanya.
3) Memberi pertolongan dan membimbing dengan sabar, lemah lembut dan penuh kasih sayang.
4) Meminta pendapat remaja yang bersangkutan tentang bagaimana mencari solusi masalah yang sedang dihadapi.
Berjaga-jaga dengan memberikan pendidikan agama sejak dini, selalu lebih baik dari pada mengobati. Sebelum atau sekurang-kurangnya pada saat memohon dianugerahi anak saleh, kita seyogianya siap menjadi orang tua yang saleh. Orang tua yang saleh adalah pria yang mampu menjadi pemimpin buat istri dan anak-anaknya. Ibu yang selalu berusaha menyiapkan surga bagi anak-anaknya di telapak kakinya. Orang tua yang siap memberikan teladan buat putra putrinya dan orang tua yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan dunia akhirat anak-anaknya."Setiap saat bayi terlahir dalam keadaan suci, terpulang kepada orang tuanyalah untuk meyahudikannya atau menasranikannya (Hadis Riwayat Bukhari).
Kalo berani satu lawan satu! Itu ungkapan spontan setelah membaca rubrik tawuran antar-pelajar, mahasiswa, bahkan pejabat teras ataupun aksi yang kini marak dikategorikan sebagai tindakan premanisme. Di antara rubrik itu, ada persamaan yang jelas terlihat. Pelaku yang terlibat umumnya kaum adam.
Jelas, jika ungkapan itu sangat lazim diucapkan. Tapi persamaan lainnya, mereka umumnya golongan remaja. Tapi bagaimana jika pelakunya kaum hawa? Seperti kasus penganiayaan terhadap Ica, siswi SMUN 7 yang tengah diusut. Yang menarik dari kasus ini, korban dan pelaku adalah kaum hawa yang konon sering dikategorikan sebagai kaum yang lemah, Juga Cliff Muntu, Praja IPDN yang tengah diusut juga.
Sebenarnya itu bukan hal baru . Penganiayaan itu lebih beken disebut salah satu tindakan penggencetan. Penggencetan itu sendiri tidak hanya dilakukan dengan kontak fisik, tapi bisa hanya dengan teguran keras, atau teror lewat sms atau media lainnya.
Tidak bisa dipungkiri, hal itu sudah menjadi tradisi dari senior kepada junior yang dilakukan karena banyak alasan. Mulai dari alasan yang jelas sampai alasan yang lucunya tidak disebutkan si senior sampai kapanpun. Ya.. seperti tayangan di sinetron remaja yang lagi "in" sekarang ini. Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com
Hal yang terjadi saat tawuran, sebenarnya perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi itu sendiri menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, Psikologi kepribadian, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau singkatnya agresi tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
Menurut Raymond Tambunan, Psi, dalam pandangan psikologi, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam dua jenis delikuensi, yaitu situasional dan sistematik.
Pada delikuensi situsional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharukan mereka untuk berkelahi. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada dalam satu geng atau organisasi. Di sini ada norma, aturan, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggota termasuk berkelahi. Sebagai anggota mereka bangga melakukan apa yang diharapkan. Kejadian itu berkaitan dengan emosinya yang dikenal dengan masa strom dan stress. Dipengaruhi lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan teman sebaya serta semua kegiatan sehari-hari.
MEMOTIVASI DIRI
Goleman (1997) mengatakan, koordinasi suasana hati inti dari hubungan sosial yang baik. Seorang yang pandai menyesuaikan diri atau dapat berempati, ia memiliki tingkat emosionalitas yang baik. Kecerdasan emosional lebih untuk memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.
Lima wilayah kecerdasan emosional sebagai pedoman setiap individu, untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni mengendali emosi, kesadaran diri dalam mengenali perasaan ketika perasaan itu terjadi sebagai dasar kecerdasan emosi, sehingga kita bisa peka pada perasaan sesungguhnya dan tepat dalam pengambilan keputusan masalah.
Mengelola emosi, berarti menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat memotivasi diri mengenali emosi orang lain empati atau mengenal emosi orang lain, dibangun berdasar pada kesadaran diri. Orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosi sendiri, dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
Membina hubungan dengan orang lain, sebagai makluk sosial, individu dituntut dapat menyelesaikan masalah dan mampu menampilkan diri, sesuai aturan yang berlaku. Karena itu remaja agar memahami dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com
Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial.
Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Beberapa aspek yang menuntut keterampilan sosial (dalam Davis dan Forsythe, 1984). Yaitu keluarga, hal yang paling penting diperhatikan orang tua, menciptakan suasana demokratis dalam keluarga. Sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan saudara.
Lingkungan, pengenalan lingkungan lebih luas dari keluarga. Kepribadian, diberikan penanaman sejak dini, nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal fisik seperti materi dan penampilan. Rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.
Remaja diajarkan lebih memahami diri sendiri (kelebihan dan kekurangannya), agar ia mampu mengendalikan dirinya. Sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif, dibiasakan untuk menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.
Dengan cara itu remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari sekitar, mudah bersosialisasi, memiliki solidaritas tinggi, diterima di lingkungan lain. Sehingga akan mampu membantu menemukan dirinya sendiri dan mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku.
Kenakalan remaja semakin menunjukkan kompleksitas akar permasalahannya sehingga diperlukan suatu ancangan teoretik (theoretical approach) yang cukup komprehensif untuk memahaminya guna menemukan langkah pemecahan yang lebih efektif. Tulisan ini dimaksudkan untuk memperoleh ancangan teoretik yang lebih komprehensif tersebut dengan mencari kaitan logis dan dinamis dari sembilan ancangan teoretik yang sering diacu untuk menerangkan fenomena kenakalan remaja (pemahaman self, paradigma juvenile delinqency, krisis identitas, teori imitasi, internalisasi-sosialisasi-identifikasi, value expectation, teori massa, teori alienasi, dan pandangan modernisasi.
Lima wilayah kecerdasan emosional sebagai pedoman setiap individu, untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni mengendali emosi, kesadaran diri dalam mengenali perasaan ketika perasaan itu terjadi sebagai dasar kecerdasan emosi, sehingga kita bisa peka pada perasaan sesungguhnya dan tepat dalam pengambilan keputusan masalah.
Mengelola emosi, berarti menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat memotivasi diri mengenali emosi orang lain empati atau mengenal emosi orang lain, dibangun berdasar pada kesadaran diri. Orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosi sendiri, dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
Membina hubungan dengan orang lain, sebagai makluk sosial, individu dituntut dapat menyelesaikan masalah dan mampu menampilkan diri, sesuai aturan yang berlaku. Karena itu remaja agar memahami dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Doc,reading report; Kenakalan Remaja : thoyib@gmail.com
Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial.
Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Beberapa aspek yang menuntut keterampilan sosial (dalam Davis dan Forsythe, 1984). Yaitu keluarga, hal yang paling penting diperhatikan orang tua, menciptakan suasana demokratis dalam keluarga. Sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan saudara.
Lingkungan, pengenalan lingkungan lebih luas dari keluarga. Kepribadian, diberikan penanaman sejak dini, nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal fisik seperti materi dan penampilan. Rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.
Remaja diajarkan lebih memahami diri sendiri (kelebihan dan kekurangannya), agar ia mampu mengendalikan dirinya. Sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif, dibiasakan untuk menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.
Dengan cara itu remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari sekitar, mudah bersosialisasi, memiliki solidaritas tinggi, diterima di lingkungan lain. Sehingga akan mampu membantu menemukan dirinya sendiri dan mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku.
Kenakalan remaja semakin menunjukkan kompleksitas akar permasalahannya sehingga diperlukan suatu ancangan teoretik (theoretical approach) yang cukup komprehensif untuk memahaminya guna menemukan langkah pemecahan yang lebih efektif. Tulisan ini dimaksudkan untuk memperoleh ancangan teoretik yang lebih komprehensif tersebut dengan mencari kaitan logis dan dinamis dari sembilan ancangan teoretik yang sering diacu untuk menerangkan fenomena kenakalan remaja (pemahaman self, paradigma juvenile delinqency, krisis identitas, teori imitasi, internalisasi-sosialisasi-identifikasi, value expectation, teori massa, teori alienasi, dan pandangan modernisasi.
Sabtu, 16 April 2011
Manajemen Penempatan dan Penyaluran
Manajemen Penempatan dan Penyaluran adalah serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan agar peserta didik dapat menempatkan dan menyalurkan potensinya pada kondisi kingkungan yang sesuai.
* Bentuk-bentuk penempatan dan penyaluran :
1. Penempatan di dalam kelas
2. Penempatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler
3. Penempatan siswa pada jurusan dan program studi
4. Penempatan pada studi lanjut
5. Penempatan pada bidang pekerjaan
* Mekanisme layanan penempatan dan penyaluran kerja :
1. Pengungkapan data siswa
2. Pengungkapan kondisi lingkungan
3. Memadukan kondisi siswa dengan kondisi lingkungan baru
4. Pelaksanaan penempatan dan penyaluran
MANAJEMEN ALIH TANGAN KASUS ( MANAJEMEN REVERAL )
adalah suatu tindakan mengirim individu itu kepada pihak lain baik didalam maupun diluar sekolah. Alasannya karena agar mendapatkan bantuan yang lebih profesional, untuk mendapatkan layanan diluar kemampuan konselor dan memberikan rujukan dengan cara yang ada..he
( semoga bermanfaat yahhh....terima kasih ) salam
Apa itu kepribadian?
Hanya ada sedikit kata yang begitu memikat khalayak ramai, yaitu seperti istilah kepribadian. Meskipun kata tersebut dipakai dalam berbagai pengertian namun sebagian terbesar dari arti-arti populer ini bias digolongkan kesalah satu dari antara dua golongan. Selama ini tidak ada satupun definisi subtansif tentang kepribadian dapat diberlakukan secara umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat diberlakukan oleh konsep inpiris tertentu yang merupakan bagian dari teori kepribadian yang dipakai oleh seorang pemerhati. Kepribadian secara konkrit meliputi serangkaian istilah-istilah deskritif yang menggamnbarka individu yang diteliti berdasarkan varibel-variabel atau dimensi-dimensi yang menempati posisi penting dalam teori tertentu yang digunakan.
Teori Kepribadian
kita telah sepakat bahwa teori kepribadian didefinisikan berdasarekan konsep-konsep khusus yang terkandung dalam teori-teori tertentu yang dianggap memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laku manusia secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakati bahwa teori terdiri dari segugusan asumsi yang saling berhubungan tentang gejala-gejala emfiris tertentu dan definisi-definisi empiris yang memungkin sipemakai beranjak dari teori-teori abstrak keobservasi empiris. Teori-teori kepribadian termasuk kategori pertama ; teori kepribadian adalah teori umum tentang tingkah laku. Pembagian sederhana ini berguna untuk memisahkan teori kepribadian dari rumpun teori-teori kepribadian lainya. Teori kepribadain memperlihatkan banyak variasi dalam hal banyaknya konsep motifasi yang digunakan. Beberapa teori kepribadian berasal dan berguna untuk membuat deskripsi tentang tingkah laku yang abnormal atau patologis.
Teori Kepribadian
kita telah sepakat bahwa teori kepribadian didefinisikan berdasarekan konsep-konsep khusus yang terkandung dalam teori-teori tertentu yang dianggap memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laku manusia secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakati bahwa teori terdiri dari segugusan asumsi yang saling berhubungan tentang gejala-gejala emfiris tertentu dan definisi-definisi empiris yang memungkin sipemakai beranjak dari teori-teori abstrak keobservasi empiris. Teori-teori kepribadian termasuk kategori pertama ; teori kepribadian adalah teori umum tentang tingkah laku. Pembagian sederhana ini berguna untuk memisahkan teori kepribadian dari rumpun teori-teori kepribadian lainya. Teori kepribadain memperlihatkan banyak variasi dalam hal banyaknya konsep motifasi yang digunakan. Beberapa teori kepribadian berasal dan berguna untuk membuat deskripsi tentang tingkah laku yang abnormal atau patologis.
Rabu, 13 April 2011
APA KABAR SHALAT KITA?
Ada seorang lelaki kehilangan karungnya. ia lupa siapa yang meminjam karungnya. saat shalat ia baru teringat orang yang dimaksud. seusai salam ia segera menyuruh pelayannya mengambil karung itu.
"Tuan, kapan Tuan ingat karung itu?" tanya sang pelayan. "Tadi sewaktu aku shalat," jawab laki-laki itu.
"Ternyata shalat Tuan bukan mencari ridha Allah semata, tetapi malah mencari karung," kata pelayan itu cerdas. Akhirnya berkat kata-katanya itu laki-laki itu memerdekakan pelayannya.
Insan mulia, kalau kita berpikir menjadi pemenang, kita mesti jujur mencermati kualitas ibadah kita. Lalau, bagaimana kita mampu menemukan benang merah : apa hubungannya shalat dengan masalah kita? Begini, kalau kita menghadapi masalah yang rumit, bumi serasa sempit, perut melilit, hati menjerit, masa depan sekolah sulit, maka cek dulu shalat kita = Apa kabar shalat kita?
Sebagaimana disebutkan dalam hikmah, "Barang siapa yang shalatnya tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar maka tidaklah bertambah padanya kecuali semakin jauh kepada Allah."
Rasulullah SAW bersabda,"Barang siapa yang bertambah ilmunya, akan tetapi tidak bertambah imannya maka tidak menambah kepada Allah kecuali semakin jauh."
Salah satu "kewajiban" para mujahid dakwah adalah terus mengoreksi ibadahnya dan mengoleksi kebaikan. Imam Hasan Al Banna dalam Risalah Ta'lim mewasiatkan, "Hendaklah engkau shalat dengan baik dan senantiasa tepat sarana dalam menunaikannya. Usahakanlah untuk senantiasa berjamaah di masjid jika mungkin dilakukan."
Senin, 11 April 2011
Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu
Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu
Cinta kadang buat bahagia dan terkadang pula menjadi beban kesedihan hati berkepanjangan. Terlalu cepat jatuh cinta, terkadang sering membuat seseorang melakukan hal-hal yang bodoh. Langsung berkencan dengan orang yang baru dikenal, jadi suka melamun, dan selalu membenarkan keegoisan pikiran di bandingkan kata hati.
Agar anda tidak terjebak di dalam kepalsuan cinta, mulailah untuk melakukan beberapa perubahan yang sederhana dalam kehidupan cinta anda. Bila Anda memiliki tujuan yang positif dan berhenti melakukan hal-hal yang negatif, niscaya kehidupan percintaan Anda akan menguntungkan.
Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu
* Cinta Palsu 1
Gampang bertengkar dengan pasangan anda, namun anda tetap ngotot mempertahankan cinta tersebut. Ada masalah kecil saja, langsung ribut. Susah berkomunikasi secara baik-baik. Susah saling memahami dan menghargai perbedaan.
Tips :
Usahakan perbanyak komunikasi, bicarkan hal hal yang menjadi pemicu pertengkaran anda, dan perlu di ingat... pemecahan masalah hendaknya di dasari kesadaran dari ke dua belah pihak bukan dari sikap ingin menang sendiri.
Bila tidak ada kesepakatan dalam hal yang di permasalahkan, sebaiknya sudahi saja cinta anda dengannya, karena cinta butuh pengertian.... bukan keegoisan.
* Cinta Palsu 2
Percaya pada cinta yang menggebu-gebu pada pandangan pertama. Rasa tertarik yang begitu kuat pada pertemuan pertama memang menyenangkan, tetapi cinta berkembang sesuai dengan berjalannya waktu, dan bukan melalui pandangan sekilas atau satu dua kali makan malam. Bila pada pertemuan pertama anda sudah memiliki sedikit perasaan tertarik, tidak ada salahnya melakukan pertemuan berikutnya.
Tips :
Ingat, Anda tidak dapat menilai seseorang bila baru pertama kali bertemu dan berkenalan karena biasanya seseorang masih canggung pada kencan pertama.
Cinta pada pandangan pertama hanya ada di dalam mitos. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal dan memberikan kesempatan kepada beberapa orang. Bersikap terbuka dapat merupakan langkah penting untuk menemukan pasangan yang tepat.
* Cinta Palsu 3
Jatuh cinta pada seseorang yang sudah terikat. Tidak dapat disalahkan bila Anda jatuh cinta dengan seseorang yang simpatik, mempunyai daya tarik kuat, pintar berbicara, dan kharismatik. Tapi percayalah. Anda akan menderita bila berkencan dengan seseorang yang tidak seratus persen terikat dengan diri Anda dan tidak pernah ada pada saat Anda membutuhkannya.
Tips :
Tidak peduli bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan seseorang yang harus seratus persen siap untuk Anda. Karena pada kenyataannya, Anda tetap akan merasa sedih. Sebaiknya perluas pergaulan, ikut kelompok diskusi, atau kursus suatu bidang yang diminati. Buka diri untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Anda berhak untuk dicintai, dikasihi, dan dipedulikan.
* Cinta Palsu 4
Mengabaikan bahaya yang sudah jelas-jelas kelihatan. Pernahkan Anda mengatakan “Dia hebat walaupun peminum berat,” atau “Dia sangat menarik, kelihatannya cocok untuk saya, tapi dia playboy."
Bila jatuh cinta memang mudah untuk mengabaikan masalah-masalah dasar yang dapat mengancam hubungan masa depan yang serius.
Tips :
Jika ada hal-hal prinsip yang Anda rasakan, bicarakan dengannya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertimbangkan apakah alasan yang diberikannya dapat Anda terima, masuk akal, dan tidak akan menjadi masalah untuk hubungan jangka panjang yang serius. Tetapi bila dia tidak tertarik untuk terikat dengan suatu hubungan jangka panjang yang serius, tinggalkan dia.
Mungkin Anda tetap bisa bersahabat, tetapi jangan buang waktu untuk seseorang seperti dia. Buka hati untuk orang lain, siapa tahu tanpa Anda sadari, ada teman dari sahabat ataupun teman lama yang ternyata tertarik dan menyukai anda.
* Cinta Palsu 5
Si Dia selalu memaksakan kehendaknya, sehingga diri anda menjadi orang yang tertindas baik secara fisik ataupun perasaan. Dan anda selalu saja mengalah dan mengalah untuknya hanya sekedar untuk membuktikan padanya bahwa anda benar benar mencintainya.
Tips :
Segera sadarkan diri anda dari kebodohan akan cinta anda. Anda selalu mengalah bukan berarti si dia akan memahami maksud hati anda, yang ada malah anda akan terus menjadi sasaran empuknya untuk menghalalkan semua kehendaknya.
Berfikirlah fositif...cinta bukan ada padanya saja, masih banyak cinta sejati yang menunggu anda di sana, walaupun membutuhkan waktu untuk mendapatkan cinta sejati tersebut.
DUA SEJOLI
Perkenalkan nama saya Abdul Charis, saya adalah seorang yang sedang merasakan imbas dari ejekan teman – teman.
Dimana saya selalu, bahkan hamper selalu diejek teman saya yang sangat BUAJIGURRRR……
Cerita ini berdasarkan kisah nyata… bermula saat saya sedang asik SMS sama si AUNK, tiba – tiba secara tidak langsung SMS yang saya berikan ke AUNK ada sangkut pautnya dengan CWe. Eh…. Malah disebarkan ke teman – teman, urusan jadi runyam….. pada hal SMS itu hanya guyon… paginya saya memutuskan ga berangkat dikarenakan takut sama Cwe.
Keesokan paginya saya berangkat… waduh,,,,, ada Cwe, saya jadi malu semalu – malunya… hari perkuliahan berjalan lancar sampai pulang, tiba – tiba…. Cwe berhenti dan melihat ke arahku… saya kan malu langsung aja gua cabut… dengan balik kanan grak….
Beberapa harinya saya inget terus sama si dia… perasaan apa ini…….. bersalah mungkin…
Sampai sat dosen kosong dan saya masuk ruang 27 saya terkejut sekejut – kejutnya. Tiba – tiba Cwe datang bersama teman – teman… yang jadi Buajigurnya…. Saya di ejek habis habisan sama teman – teman, waohhhhh….
Gua malu semalu – malunya.
Sampai saat ini saya salalu diejek sama dia…………
Tetapi ada segumpal rasa……..
Rasa apakah itu…….
ARIS SETYO P. bilang tanda – tanda berseminya cinta…. “Busyeeeetttttttt…….”
Jadi inget teman – teman yang bilang gua g lalu – laku kaya lagunya wali “Cari Jodoh”…. Gopak itu kan yang Aris Setyo P. nyanyikan waktu di BUS yang kitanya mau ke BALI….
Teman juga bilang kalo manusia dikasih jodoh 10,… tinggal kita pilih satu tapi IPANK bilang jodohku mati semua jadi gua ga bakal kalu…. Sampai sampai gua harus tunjuk satu CWe yang gua sukai BUAJIGURRRRRR….
Sampai saat ini saya masih terbanyang terus si dia…..
Gara – gara AUNK keh… saenake nyebar SMS… Cwe MARAH… GUA MALU
Marah campur malu jadi maru…
Apakah saya jatuh cinta…..
D’Bagindas “C.I.N.T.A”
Dimana saya selalu, bahkan hamper selalu diejek teman saya yang sangat BUAJIGURRRR……
Cerita ini berdasarkan kisah nyata… bermula saat saya sedang asik SMS sama si AUNK, tiba – tiba secara tidak langsung SMS yang saya berikan ke AUNK ada sangkut pautnya dengan CWe. Eh…. Malah disebarkan ke teman – teman, urusan jadi runyam….. pada hal SMS itu hanya guyon… paginya saya memutuskan ga berangkat dikarenakan takut sama Cwe.
Keesokan paginya saya berangkat… waduh,,,,, ada Cwe, saya jadi malu semalu – malunya… hari perkuliahan berjalan lancar sampai pulang, tiba – tiba…. Cwe berhenti dan melihat ke arahku… saya kan malu langsung aja gua cabut… dengan balik kanan grak….
Beberapa harinya saya inget terus sama si dia… perasaan apa ini…….. bersalah mungkin…
Sampai sat dosen kosong dan saya masuk ruang 27 saya terkejut sekejut – kejutnya. Tiba – tiba Cwe datang bersama teman – teman… yang jadi Buajigurnya…. Saya di ejek habis habisan sama teman – teman, waohhhhh….
Gua malu semalu – malunya.
Sampai saat ini saya salalu diejek sama dia…………
Tetapi ada segumpal rasa……..
Rasa apakah itu…….
ARIS SETYO P. bilang tanda – tanda berseminya cinta…. “Busyeeeetttttttt…….”
Jadi inget teman – teman yang bilang gua g lalu – laku kaya lagunya wali “Cari Jodoh”…. Gopak itu kan yang Aris Setyo P. nyanyikan waktu di BUS yang kitanya mau ke BALI….
Teman juga bilang kalo manusia dikasih jodoh 10,… tinggal kita pilih satu tapi IPANK bilang jodohku mati semua jadi gua ga bakal kalu…. Sampai sampai gua harus tunjuk satu CWe yang gua sukai BUAJIGURRRRRR….
Sampai saat ini saya masih terbanyang terus si dia…..
Gara – gara AUNK keh… saenake nyebar SMS… Cwe MARAH… GUA MALU
Marah campur malu jadi maru…
Apakah saya jatuh cinta…..
D’Bagindas “C.I.N.T.A”
Langganan:
Postingan (Atom)